SOLOPOS.COM - Terpal masih digunakan pedagang Galabo untuk menambah tempat berjualan, Rabu (7/9/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo yang biasa berjualan di Galabo memasang terpal untuk menambah luas tempat dagangan.

Solopos.com, SOLO – Sejumlah pedagang di pusat kuliner Gladak Langen Boga (Galabo) nekat kembali memasang terpal di sekitar bangunan selter dengan maksud menambah luas tempat dagangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pedagang padahal pernah diminta melepas terpal di luar selter saat tim gabungan dari Disperindag Solo, Satpol PP Solo, DPP Solo, dan Dishubkominfo Solo meninjau kondisi Galabo, Selasa (23/8/2016) lalu. Saat dikonfirmasi, Ketua Paguyuban Pedagang Kreatif Lapangan Jl. Mayor Sunaryo, Siska Agus Ardiyanto, membenarkan beberapa pedagang nekat kembali memasang terpal untuk menutupi kursi dan meja pembeli.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ada pedagang yang nekat memasang lagi terpal di sekitar selter. Mereka bermaksud memperluas tempat berjualan. Di bawah terpal disediakan kursi dan meja tambahan untuk pembeli atau pengunjung,” kata Siska saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (7/9/2016).

Siska mengatakan, pengurus Paguyuban telah meminta pedagang untuk kompak tidak lagi memasang terpal di sekitar bangunan selter Galabo. Namun, sejumlah pedagang menghiraukan imbauan pengurus tersebut. Dia mempersilakan Pemkot Solo untuk kembali menertibkan Galabo sekaligus memperingatkan pedagang yang masih nekat melanggar ketentuan.

“Kami persilakan UPTD Kawasan Kuliner Disperindag atau Satpol PP kembali turun ke lapangan mengecek kondisi Galabo. Paguyuban malah meminta Pemkot untuk lebih tegas lagi. Pedagang di Galabo maupun di mana saja berhak mendaparkan sanksi apabila nekat melanggar aturan,” jelas Siska.

Pantauan Solopos.com, Rabu pagi, sejumlah pedagang Galabo memasang terpal warna biru di sekitar selter sebagai atap tambahan. Di bawah terpal, tertata meja dan kursi untuk pembeli. Pedagang membebaskan para pengunjung untuk memilih duduk di dalam maupun di luar selter. Tidak semua pedagang memasang terpal. Kabanyakan pedagang yang memasang terpal berada di pinggir karena bersampingan dengan lahan kosong.

Salah satu pengunjung Galabo, Sas Hananti, 27, menilai terpal yang terpasang di sekitar selter Galabo perlu dilepas karena mengganggu pemandangan. Menurut dia, keberadaan atap tambahan tersebut malah memberi kesan berantakan atau kumuh terhadap kawasan Galabo. Sas menyebut lebih baik pedagang memanfaatkan fasilitas yang tersedia saja untuk berjualan.

“Galabo jadi terlihat semrawut kalau ada terpal atau spanduk yang terpasang enggak jelas di sekitar selter. Padahal ini kan pusat kuliner. Idealnya Galabo terlihat rapi. Bisa jadi kunjungan wisatawan juga yang datang ke Solo. Mereka kan kemungkinan besar kan lewat dekat sini kalau mau ke Keraton. Jadi harus terlihat bersih dan rapi,” jelas Sas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya