SOLOPOS.COM - Suasana riuh di Gelanggang Pemuda Bung Karno saat ratusan PKL Sunday Market memprotes keputusan pejabat DPP dan UPTD Sarana dan Prasarana Olahraga Disdikpora menghentikan proses daftar ulang, Kamis (25/8/2016) sore. Pemkot terpaksa menyetop proses pendafraran ulang karena kuota lapak sudah penuh. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo, kuota lapak penuh membuat pedagang sunday market kecele.

Solopos.com, SOLO–Sedikitnya 500 pedagang kaki lima (PKL) Sunday Market kecele tidak memperoleh kepastian saat datang dalam pembagian lapak berjualan di Gelanggan Pemuda Bung Karno, kompleks Stadion Manahan, Kamis (25/8/2016) sore.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pantauan Solopos.com di lokasi, ratusan PKL Sunday Market tersebut terpaksa pulang dengan tangan hampa karena pejabat Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo dan UPTD Sarana dan Prasarana Olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo tiba-tiba menghentikan proses pendaftaran ulang PKL Sunday Market di tengah jalan. Alasan pejabat menghentikan proses pendaftaran ulang yang dilakukan dengan cara memanggil satu per satu nama PKL Sunday Market tersebut karena kuota lapak PKL telah penuh.

Kasi Penataan dan Pembinaan PKL DPP Solo, Didik Anggono, meminta maaf kepada ratusan PKL Sunday Market yang belum mendapatkan kesempatan untuk mendaftar ulang. Di hadapan para PKL, dia menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terpaksa menghentikan proses pendaftaran ulang karena kuota lapak PKL Sunday Market di kompleks Stadion Manahan telah penuh. Menurut Didik, sudah ada 1.591 PKL atau lebih banyak dari data DPP sebelumnya, yakni 1.539 PKL yang sudah mendaftar ulang.

“Sebelumnya saya memohon maaf. Hari ini bapak dan ibu terpaksa kondur dulu. Tempat atau lapak yang kami sediakan di sekitar velodrome sudah penuh. Sudah ada 1.591 pedagang yang masuk daftar ulang hingga hari ini. Padahal data kami dulu hanya 1.539 pedagang. Jadi wis lebih,” kata Didik yang langsung disambut  sorak-sorai bernada kecewa dari ratusan PKL Sunday Market yang belum berkesempatan mendaftar ulang, Kamis.

Setelah mendengar pernyataan Didik Anggono tersebut, sebagian besar PKL Sunday Market yang sebelumnya duduk rapi lantas berdiri dan mengerubungi meja pendaftaran ulang. Mereka mengajukan protes kepada pejabat DPP dan UPTD Sarana dan Prasarana Olahraga yang memandu proses pendaftaran ulang tersebut. Di tengah kepungan PKL Sunday Market, Didik menjelaskan, Pemkot tetap akan melayani para PKL yang belum mendapatkan jatah lapak di kompleks Stadion Manahan.

“Intinya kami akan tetap melayani panjengenan [PKL yang belum daftar ulang] untuk bisa mendapatkan lapak berjualan. Terkait bagaimana PKL yang belum dapat tempat, kami akan melihat dulu Manahan pas hari Minggu besok. Kami akan mencari tempat yang bisa digunakan untuk panjenengan. Nanti tempat-tempat itu akan kami kasih nomor untuk dicocokkan,” jelas Didik.

Didik mengimbau kepada PKL Sunday Market yang belum berkesempatan mendaftar ulang kali ini untuk hadir kembali dalam pendaftaran ulang di kompleks Stadion Manahan pada Rabu (31/8/2016) mendatang. PKL dianjurkan datang mulai pukul 10.00 WIB.  Namun, tidak semua PKL diundang dalam proses daftar ulang tersebut. Dia menegaskan PKL yang dianjurkan datang adalah PKL yang merasa didata oleh petugas DPP pada Minggu (24/4/2016) lalu.

“Bapak ibu percaya dengan kami tidak? Hari Rabu depan Ke sini [Manahan] lagi. Bagi yang merasa tidak terdaftar, saya sarankan tidak usah ke sini [Manahan]. Tidak akan kami panggil. Kemudian kami akan mengkroscek lagi di lapangan pada hari Minggu depan. Kalau ada nama yang tidak sesuai dengan pendataan, kami coret. Mereka tidak boleh berjualan,” jelas Didik.

Sementara itu, Kepala UPTD Saran dan Prasarana Olahraga Disdikpora Heru Prayitno tampak tidak banyak bicara. Salah satu PKL Sunday Market yang berjualan pakaian, Juminah, 56, kecewa dengan mekanisme pembagian jatah lapak yang dilakukan Pemkot. Dia belum juga mendapatkan jatah lapak berjualan. Padahal perempuan asal Klaten tersebut sudah berjualan di Sunday Market sejak kali pertama dimasukkan di kompleks Stadion Manahan. Juminah meminta Pemkot memprioritaskan pedagang lama untuk bisa mendapatkan jatah lapak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya