SOLOPOS.COM - Petugas DPP Solo menertibkan PKL yang berjualan di selatan pagar tembok Masjid Agung Solo, Kamis (19/5/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo, penataan kawasan Masjid Agung menyisir para PKL di sisi barat tembok masjid.

Solopos.com, SOLO–Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo mendata identitas puluhan pedagang yang berjualan di kios dan lapak sebelah barat Masjid Agung Solo, Selasa (24/5/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan hasil pendataan, Kabid Pengelolaan Pedagang Kaki Lima (PKL) DPP Solo, Herymul, membeberkan terdapat 47 pedagang berjualan di 43 kios dan 4 lapak di sebelah barat Masjid Agung. Menurut dia, 36 pedagang berjualan pakaian, tujuh pedagang membuka warung makan, tiga orang membuka jasa servis jam, dan satu orang membuka layanan tambal ban.

Herymul tidak menampik pendataan pedagang by name by address tersebut sebagai langkah awal dari rencana DPP membongkar puluhan kios yang menempel di pagar tembok Masjid Agung. Selain mendukung program restorasi Masjid Agung, lanjut dia, DPP perlu membongkar kios di Jl. Hasyim Ashari tersebut karena mengganggu ketertiban umum.

“Tujuan utama pembongkaran kios untuk mendukung program revitalisasi Masjid Agung. Kedua, Jl. Hasyim Ashari merupakan kawasan dengan tingkat kesibukan yang tinggi. Banyak kendaraan berlalu-lalang. Parkir kendaraan pengunjung [kios] berpotensi menghambat lalu-lintas,” kata Herymul kepada Solopos.com setelah pendataan, Selasa.

Herymul menyampaikan puluhan kios di sebelah barat pagar tembok Masjid Agung tersebut memiliki ukuran yang berbeda-beda, yakni paling kecil 2 meter (m) x 1,5 m sedangkan yang paling besar 5 m x 1,5 m. Terkait identitas pedagang, menurut dia, sebagian besar merupakan warga Solo. Terdapat 28 pedagang ber-KTP Solo. Sedangkan 19 pedagang dari luar daerah.

“Mereka banyak yang menyewa. Maksudnya, ada 22 pedagang yang menyewa kios kepada orang lain yang terlebih dahulu atau sejak awal menempati kios di Jl. Hasyim Ashari ini. Berdasarkan keterangan dari para pedagang, kios di sini sudah dibangun sejak puluhan tahun lalu. Kios-kios menempel tembok Masjid Agung,” jelas Herymul.

Ditanya kapan DPP membongkar puluhan kios di barat Majid Agung, Herymul belum bisa memastikan. Menurut dia, setelah pendataan, DPP masih akan menggelar sosialisasi dengan para pedagang tersebut. Herymul juga belum mau menjabarkan terkait rencana tempat yang dipilih DPP untuk menampung pedagang di kios Jl. Hasyim Ashari setelah direlokasi.

“Kami pendataan dulu. Setelah itu, baru sosialisasi dengan mengundang mereka [pedagang]. Semoga sosialisasi lancar. Setelah sosialisasi dan ada kesepakatan dengan para pedagang, DPP dan Satpol langsung bongkar kios. Soal tempat relokasi, nanti saja. Yang jelas kami akan menyiapkan itu,” tanggap Herymul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya