SOLOPOS.COM - Ramainya calon pembeli tas di Sunday market Manahan, Minggu (26/7/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

 PKL Solo, puluhan pedagang Sunday Market mendatangi DPRD Solo.

Solopos.com, SOLO–Sekitar 50 pedagang kaki lima (PKL) Sunday Market di Stadion Manahan mendatangi Gedung DPRD, Selasa (31/5/2016). Mereka beraudiensi dengan DPRD menuntut pembatalan rencana relokasi PKL Sunday Market. Di sisi lain, Paguyuban PKL Sunday Market mangkir dari panggilan Komisi III DPRD untuk mengklarifikasi soal pengelolaan dan retribusi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pantauan Solopos.com, audiensi di Gedung Badan Anggaran (Banggar) DPRD berlangsung tertib mulai dari pukul 11.22 WIB hingga 12.49 WIB. Kehadiran PKL diterima Ketua Komisi III, Honda Hendarto, beserta jajarannya. Dalam audiensi, PKL kukuh menolak upaya relokasi yang digulirkan Pemkot.

Koordinator PKL Sunday Market, Yuli de Santos, menyayangkan Pemkot yang berencana memindah pedagang seusai Lebaran. Yuli menegaskan selama ini PKL tidak pernah diajak berembug ihwal kebijakan tersebut. “Tahu-tahu bikin keputusan seperti itu. Terus terang, banyak pedagang yang kaget dan resah,” ujarnya

Yuli mengingatkan Sunday Market memiliki sejarah panjang dalam menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Pascakrisis moneter 1998, Yuli menyebut Sunday Market mampu menyambung napas banyak pekerja yang di-PHK. Medio 2006, Sunday Market semakin melesat hingga menembus 1.539 PKL. “Selama ini sedikit banyak kami juga membantu pendapatan daerah. Kalau kegiatan kami dibilang mengganggu aktivitas olahraga, aktivitas olahraga yang mana? Kalau melihat di lapangan, sebenarnya tidak ada gejolak karena aktivitas berolahraga biasanya pukul 05.00 WIB-07.00 WIB,” tutur penjual obat herbal itu.

Pedagang lain, Budi Haryanto, mengatakan Sunday Market telah menjadi ikon Solo 10 tahun terakhir. Sunday Market dinilai tumbuh sebagai simpul ekonomi dan wisata kawasan bersama Taman Balekambang dan Pasar Depok. Dia mendorong Komisi III mampu memerjuangkan aspirasi pedagang agar tetap bertahan di Manahan.

“Faktanya Sunday Market telah bersinergi dengan olahraga, wisata, kuliner dan belanja,” ujarnya.

Seorang PKL, Rubiyanto, mengatakan Sunday Market adalah simbol ekonomi kerakyatan yang layak dipertahankan. Dia mengaku tak bisa membayangkan nasibnya jika direlokasi. “Direlokasi masih di satu kawasan saja bisa mematikan omzet seperti 50 PKL yang ditata paguyuban kemarin, apalagi ini mau dipindah keluar Manahan. Kami minta Pemkot bijaksana.”

Ketua Komisi III, Honda Hendarto, berjanji menyampaikan aspirasi pedagang pada Pemkot. Pekan ini pihaknya akan memanggil UPTD Sarana Prasarana Olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdipora) serta Disdikpora untuk mencari solusi. “Kami minta PKL tak perlu gelisah sebelum wali kota menentukan kebijakan,” ujar dia.

Disinggung mangkirnya Paguyuban PKL Sunday Market dalam rapat Komisi, Honda mengaku bakal mengundang paguyuban kembali. “Kalau sampai tiga kali tidak datang, kami akan meminta penjelasan.” Ketua Paguyuban PKL Sunday Market, Joni Jondari, belum dapat dikonfirmasi ihwal undangan Komisi III. “Sebentar ya, saya masih di jalan,” ujarnya sembari menutup sambungan telepon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya