SOLOPOS.COM - Suasana di salah satu lokasi di kawasan Malioboro, Kota Jogja, beberapa waktu lalu. (Harian Jogja/Yosef Leon)

Solopos.com, JOGJA — Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan respons terkait permintaan Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro untuk menunda relokasi sampai Lebaran.

Sultan memberikan sinyal tak bisa menyetujui permintaan PKL tersebut. “Enggak usah nunggu kuwi [sampai lebaran], nunggu apa? Enggak usah,” katanya kepada wartawan di Kompleks Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Kamis (6/1/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Oleh karena itu Sultan memastikan bahwa relokasi sudah bulat dan akan dilakukan. “Iya berlanjut [relokasi PKL,” ucap Sultan.

Baca Juga: Tegas! UMY Cabut Status Mahasiswa Pelaku Kekerasan Seksual

Pemda DIY telah menyiapkan dua lokasi relokasi PKL Malioboro yaitu di eks Gedung Bioskop Indra yang sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas serta di lahan eks Gedung Dinas Pariwisata DIY yang sudah dibangun ratusan lapak.

Sebelumnya Ketua Koperasi Paguyuban PKL Malioboro Tri Dharma, Rudiarto, berharap lapak pedagang dipindah ke eks Gedung Dinas Pariwisata DIY dan eks Bioskop Indra setelah Lebaran Idulfitri 2022.

“Paling tidak memberi kesempatan teman-teman untuk beraktivitas di sana, untuk menutupi keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Serta menyiapkan segala sesuatu, mental, dan sebagainya, karena akan menempati hal yang suasananya baru,” kata Rudiarto, Selasa (4/1/2022) lalu.

Baca Juga: Jangan Bingung, Ini Bedanya Unicorn, Decacorn dan Hectocorn

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi menjelaskan berdasarkan pendataan, saat ini ada sekitar 1.700 PKL Malioboro yang resmi terdaftar. PKL masuk data tersebut yang akan dipindah ke dua lokasi tersebut. Menurutnya pemindahan PKL itu muaranya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan, sehingga mereka tidak dibebani biaya retribusi alias gratis.

“Relokasi ini kan dalam rangka penataan di Malioboro yang konsekuensinya relokasi. Harapannya setelah relokasi, di sana tetap hidup, bagaimana kehidupan dan penghidupan mereka ini menjadi pertimbangan. Sehingga di sana pun tidak ada retribusi, tidak ada sewa, sementara seperti itu tetapi dinamikanya akan kami bahas lebih lanjut,” katanya. “Ya, jadi sementara gratis, [soal sampai kapan gratisnya], kami akan diskusikan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya