SOLOPOS.COM - Ilustrasi tawuran (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, KLATEN—Situasi panas kembali menyelimuti Stasiun Klaten Kota, Rabu (10/9/2014).

Belasan pedagang asongan di stasiun nyaris bentrok dengan polisi khusus kereta api (polsuska) saat pedagang memaksa berjualan di dalam kereta api.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Informasi yang dihimpun Solopos.com, kericuhan mulai menyeruak saat pedagang ingin berjualan di dalam kereta Bengawan jurusan Solo-Jakarta yang sedang transit sekitar pukul 15.35 WIB.

Mengetahui pedagang hendak merangsek, polsuska langsung menghalau upaya tersebut. Sempat terjadi aksi dorong hingga adu mulut yang menyebabkan kondisi sedikit memanas.

Ekspedisi Mudik 2024

Kericuhan mereda saat kereta api kelas ekonomi tersebut meninggalkan stasiun.

Seorang pengasong asal Dukuh Tegalsepur, Buntalan, Klaten Tengah, Ane Herawati, 37, menyesalkan tindakan polsuska yang cenderung ber”tangan besi” dengan pedagang.

Menurut Ane, pengasong sama sekali tidak berniat mengganggu kenyamanan penumpang. “Kami hanya minta waktu jualan sebentar. Toh masih banyak penumpang yang membutuhkan jasa kami,” tuturnya.

Pihaknya mengaku bakal terus berjualan di kawasan stasiun hingga ada solusi lain dari otoritas stasiun. Menurut dia, pelarangan jualan tanpa solusi sama saja dengan menutup penghasilan pedagang.

“Di Stasiun Tugu (Jogja) dan Jebres (Solo) saja masih boleh jualan kok. Masa di sini dilarang sama sekali,” kata dia.

Pekerjaan Lama

Hal senada disampaikan pengasong lain, Ning, 52. Warga Krapyak, Klaten Selatan ini mengaku akan tetap mengasong di stasiun lantaran tidak ada pekerjaan lain.

Ning mengatakan pekerjaan itu sudah digelutinya sejak puluhan tahun lalu.

“Kami harap pihak stasiun punya hati nurani. Kalau tidak jualan, keluarga mau makan apa?,” ucapnya. Para pengasong mengaku tidak masalah jika hanya diberi tempat di halaman stasiun. “Asal tetap boleh jualan,” sambung Ane.

Dimintai konfirmasi, Kepala Stasiun Klaten Kota, Wagimin, menegaskan tidak ada toleransi bagi pedagang yang melanggar aturan main stasiun. Menurutnya, sosialisasi mengenai larangan asongan berjualan di kawasan stasiun sudah dimulai sejak 2011.

“Jadi sudah empat tahun ini kami beri kelonggaran. Ke depan aturan harus tetap ditegakkan untuk kenyamanan penumpang,” ujarnya kepada Solopos.com.

Disinggung mengenai solusi untuk pengasong, Wagimin mengatakan tidak ada. Pihaknya justru menyarankan pengasong beralih profesi atau berjualan di wilayah lain.

“Tidak sedikit pengasong beralih profesi yang sukses. Urusan rezeki itu sudah ada yang mengatur,” ucapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya