PKL Jogja Didata dengan Sistem Lomba

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/dok)

JOGJA—Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja saat ini mendata jumlah pedagang kaki lima (PKL) di sejumlah ruas jalan di Jogja. Selain mendata, para PKL tersebut akan dinilai kelengkapan perizinan termasuk kondisi usahanya.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Jogja, Sri Harnanik mengatakan, dalam proses penataan PKL pihaknya tetap akan melakukan pendekatan secara persuasif. Termasuk, menata PKL menggunakan sistem lomba.

“Setiap tahun, para PKL di masing-masing kecamatan ini kami nilai. Hari ini (kemarin) mulai kami lakukan penilaian,” terangnya, Senin (8/10/2012) di kantornya.

Aspek penilaian tersebut, sambung Harnanik, meliputi empat hal. Yakni, perijinan, lokasi usaha, peralatan dagangan hingga kebersihan. Masing-masing aspek tersebut juga terdapat berbagai indikator serta parameter. Misalnya, kepemilikan lahan, waktu kegiatan usaha, kesesuaian jenis dagangan, ruang untuk pejalan kaki maupun tempat pembuangan limbah cair.

“Bila hasil penilaiannya ternyata rendah, kami meminta pemangku kebijakan di wilayah (pihak kecamatan) untuk melakukan pembinaan. Termasuk paguyuban PKL terhadap anggotanya,” terang Harnanik.

Sementara, Staf Seksi Pemasaran Disperindagkoptan Jogja, Agus Priyono mengatakan, total PKL yang ada di Jogja mencapai 5.000 PKL. Jumlah tersebut, di luar PKL yang berada di kawasan Malioboro. PKL paling banyak tersebar di Kecamatan Gondokusuman dan Umbulharjo. Terkait penilaian dan pendataan PKL tersebut, lanjut dia, hal itu mangacu pada Perda No.26/2002 dan Perwal No.45/2007 tentang Penataan PKL.