SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi (Dok.SOLOPOS), PENYALAHGUNAAN--Sebuah lapak pedagang kaki lima (PKL) berdiri di atas trotoar Jl Pemuda Klaten, Minggu (4/9). Fasilitas umum yang disediakan untuk pejalan kaki itu disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Klaten (Solopos.com)–Kalangan pedagang kaki lima (PKL) yang menempati kawasan sepanjang Jl Pemuda, Klaten, enggan direlokasi. Mereka khawatir akan ditinggalkan pelanggan jika pindah tempat berjualan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ny Sugeng, 45, seorang PKL asal Kelurahan Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, saat ditemui Espos, Rabu (14/9/2011), mengatakan merasa nyaman menempati trotoar jalan tak jauh dari Tugu Adipura itu.

Selama bertahun-tahun berjualan nasi di sana, Ny Sugeng mengaku sudah memiliki banyak pelanggan. Dia khawatir akan ditinggalkan pelanggan jika harus mengikuti program relokasi sebagaimana diusulkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Klaten.

”Ada dua alasan mengapa saya memilih tetap bertahan di sini. Pertama, karena tempat ini dekat dengan tempat tinggal saya. Kedua, karena saya tidak mau kehilangan pelanggan jika berjualan di tempat baru,” tutur Ny Sugeng.

Hal senada dikemukakan Sukiman, 51, seorang penjual buah-buahan asal Desa Kalikotes, Kecamatan Kalikotes, Klaten. Sukiman mengatakan berjualan buah-buahan di Jl Pemuda sejak 1995. Dia biasa mangkal di trotoar Jalamn Pemuda, tepatnya di depan SDN 1 Klaten sejak pukul 09.00 WIB hingga 13.30 WIB.

Sebenarnya Sukiman menyadari trotoar jalan merupakan hak pejalan kaki. Namun, Sukiman mengatakan tidak punya pilihan lain sehingga menjadikan trotoar jalan sebagai lokasi berjualan.

”Ya memang mengganggu pejalan kaki. Tetapi yang namanya PKL itu di mana-mana seperti ini. Dari dulu saya selalu menggunakan trotoar jalan. Kalau harus pindah, saya tentu tidak mau karena di sini sumber penghidupan saya,” terang Sukiman.

Sukiman meyakini semua PKL yang menempati kawasan Jl Pemuda akan berpikiran sama dengannya. Menurutnya, PKL sudah merasa nyaman menempati kawasan itu sehingga tidak akan mau jika diminta ikut program relokasi.

”Apa ada jaminan di tempat baru jual-beli kami akan selalu ramai seperti di sini. Kalau tidak ada jaminan, lebih baik kami bertahan di sini,” ujar Sukiman.

Wacana relokasi PKL di kawasan Klaten kota diusulkan oleh Satpol PP Klaten. Terdapat enam lokasi yang diusulkan untuk menampung PKL yang tersebar di kawasan Klaten kota.

Keenam tempat itu adalah bekas Gedung Bioskop Rita, pinggiran kawasan hutan kota, depan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah, belakang Terminal Bus Jonggrangan, halaman Masjid Raya Klaten dan Pasar Gergunung.

(mkd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya