SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com) – Rencana pembangunan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo Purwosari mengancam keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di daerah itu. Namun, PKL di sekitar Saripetojo enggan direlokasi.

Perusda Citra Mandiri Jateng dan pengembang yang berencana membangun mal di bekas Pabrik Es Saripetojo akan menyerahkan nasib PKL yang berada di sekitar lokasi ke Pemkot. Salah satu pedagang buah di selter Purwosari, Slamet Siswodiharjo, 56, mengatakan ia akan bertahan di tempat itu kecuali Pemkot memberikan tempat pengganti yang strategis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia merasa waswas jika dipindah ke tempat lain dan belum tentu langsung mendapat pembeli. ”Kami akan meminta bantuan LSM atau Pemkot yang mau membantu masyarakat kecil dan tidak mendukung kapitalis,” ungkapnya.

Senada yang diungkapkan Giyong, 46. Dia merasa sebagai rakyat kecil merasa kalah dengan peraturan dan ia bersedia mengikuti aturan dari Pemkot Solo. Jika bisa memilih, ia berharap tidak ada relokasi dan PKL tetap berjualan di kawasan itu dengan penataan berupa selter yang lebih baik. ”Kami khawatir jika mal tetap dibangun, berakibat menurunkan omzet. Kami berharap Pemprov bisa berkoordinasi dengan Pemkot, saya yakin Walikota Solo lebih bijak,” terangnya.

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), Subagiyo, menyatakan jika rencana pembangunan mal itu benar dilakukan, Pemkot Solo tetap bertanggung jawab untuk melindungi PKL. Perlindungan berupa tempat pengganti yang layak dan peluang penataan dengan mengusulkan ke investor untuk kemitraan.
”Perlu penjajakan berupa komunikasi dengan PKL tentang keinginan mereka, sehingga perlu duduk bersama antara PKL dengan Pemkot,” paparnya saat dijumpai di Pasar Gede, Jumat (24/6/2011).

Ia menegaskan kekhawatiran Pemkot jika pembangunan mal tersebut tetap dilakukan karena kawasan itu dilingkupi pasar tradisional. Seperti Pasar Purwosari yang berjarak sekitar 200 meter, Pasar Kabangan yang berjarak sekitar 400 meter, juga pasar oleh-oleh, Pasar Jongke, Pasar Sidodadi dan selter PKL.
Pembangunan mal itu bisa mematikan pasar tradisional, minimal mengurangi omzet pedagang dan PKL. ”Kami berharap fungsi tempat itu tidak identik dengan pasar tradisional. Bangunan itu bisa digunakan untuk pusat perkantoran, perbankan atau lahan untuk jual beli mobil bekas di Solo yang saat ini belum memiliki lahan,” imbuhnya.

Jika memang akan menguntungkan rakyat kecil, lanjut dia, sebaiknya ada kontrak politik yang dibuat bersama antara investor, Pemkot dan pedagang. Ia menambahkan Pemkot tidak antipati dengan investor tetapi pasar modern sebaiknya mengerti tentang manfaat pasar tradisional yang didominasi pedagang kecil dan orang miskin.

aak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya