SOLOPOS.COM - Ilustrasi PKL CFD Solo. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kondisi citywalk Jl Slamet Riyadi, Solo, makin penuh sesak dengan pedagang kaki lima atau PKL yang jumlahnya terus bertambah setiap kali penyelenggaraan Car Free Day atau CFD, Minggu pagi.

Kondisi penuh sesak itu terutama di citywalk mulai dari Ngapeman sampai Gendengan. Sementara dari Ngapeman ke Gladak kosong karena memang disterilkan dari pedagang. Pedagang meminta semua jalur citywalk Jl Slamet Riyadi diizinkan untuk lapak PKL.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ngapeman-Gladag belum diizinkan untuk dipakai pedagang sementara zona Ngapeman sampai Gendengan penuh sesak. Prokes tidak maksimal. Kami menghendaki Gladag sampai Ngarsapura dibuka supaya warga nyaman,” kata Sekretaris Umum Paguyuban PKL Gawe Rejo, Eko Adi Nugroho, kepada Solopos.com, Selasa (9/8/2022).

Dia menjelaskan masih banyak PKL yang tertarik bergabung di jalur CFD Solo dan jumlahnya semakin bertambah sejak uji coba kali pertama setelah Lebaran 2022. Jumlah terbaru sekitar 2.000 pedagang.

Menurutnya, paguyuban tidak bisa melarang warga yang hendak berjualan di jalur CFD Solo. Paguyuban hanya mengatur supaya pedagang tertib dan berusaha menjaga kebersihan.

Baca Juga: Tanggapi Usulan CFD Solo Tanpa Pedagang, Gibran: Tambah Diprotes Aku

Dia mengatakan pusat keramaian lapak PKL berada di citywalk Ngapeman-Gendengan. Kondisi halaman Benteng Vastenburg dan Galabo yang menampung PKL dari zona Ngapeman ke Gladak sepi.

Omzet pedagang yang lapaknya di citywalk  khususnya Ngapeman-Gendengan juga turun lantaran semakin banyak pedagang dan persaingan ketat. “Kami mengusulkan itu [seluruh city walk dibolehkan untuk lapak pedagang] yang penting para pedagang tertib dan kondisi jalur bersih dari sampah,” jelasnya.

Perputaran Uang

Eko mengatakan pernah melakukan penghitungan perputaran uang dari PKL dengan cara sampling di CFD Solo sebelum ditutup sementara akibat pandemi Covid-19. Perputaran uang mencapai sekitar Rp1 miliar tiap CFD.

Baca Juga: DLH Solo Kritik Pedagang dan Pengunjung CFD Tak Disiplin soal Sampah

Sementara itu, salah satu pegiat Solo CFD, Mayor Haristanto, mengusulkan Pemkot Solo segera membuka citywalk di zona 1 sampai zona 4 dari Gladag sampai Ngapeman. Kondisi jalur  CFD Ngapeman-Gendengan kini semakin sumpek.

“Dinas Perhubungan Kota Solo harus tegas, lajur utama hanya untuk atraksi komunitas bukan untuk menyambi berjualan,” jelasnya. Ditanya mengenai persoalan sampah, Mayor mengatakan Pemkot Solo tidak perlu uji coba meniadakan PKL di CFD.

“Kumpulin kepala suku atau koordinator PKL di zona masing-masing. Bikin kesepakatan untuk jaga sampah. Bikin edukasi. Urus banyak orang memang kudu juweh. Terus-menerus menyadarkan publik untuk sadar  buang sampah pada tempatnya,” paparnya.

Baca Juga: Pindah Galabo Malah Sepi, 500 PKL CFD Solo Ingin Kembali ke City Walk

Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan sudah menyampaikan masalah sampah ini kepada ketua paguyuban PKL CFD. Namun, pengurus paguyuban ingin PKL dibebaskan berjualan seperti sebelum Covid-19 tanpa zonasi.

“Sampahnya tuh bukan [masalah] sampah saja namun mindset pembeli, penjual. Membakar satai di atas paving, menggoreng di atas paving, minyak dibuang, menggelar tikar di atas taman. Ini yang harus diubah,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya