SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Reuters)

Kasus aborsi yang terjadi di DIY, bukan saja dilakukan karena keinginan remaja namun juga atas perintah orangtua

Harianjogja.com, JOGJA – Kasus aborsi yang terjadi di DIY, bukan saja dilakukan karena keinginan remaja namun juga atas perintah orangtua. Aborsi disebabkan karena kehamilan yang tidak diinginkan (KTD).

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Baca juga : ABORSI ILEGAL : Mahasiswi Melahirkan di Kos & Sembunyikan Bayi di Lemari

Ekspedisi Mudik 2024

Aprilia Ike Nur Wijayanti Staf Pusat Strategi Advokasi dan Pengembangan Gerakan Sosial PKBI DIY menjelaskan, KTD di DIY kasus mencapai 345 remaja di 2017 per Agustus lalu. Sedangkan pada 2016 mencapai 863 kasus dan 2015 tercatat 976 kasus. Konseling terhadap remaja yang hamil di luar nikah hampir diterima PKBI setiap harinya.

Dalam memberikan konseling, PKBI tidak memiliki kewenangan untuk mendorong klien harus melakukan tindakan tertentu karena sepenuhnya menjadi kewenangan pribadi klien. Namun PKBI hanya memberikan penjelasan dampak yang akan diterima jika seseorang melakukan aborsi atau memutuskan untuk merawat janin hingga terlahir ke dunia.

Ia tidak menampik, banyak ditemukan klien KTD yang ingin melakukan aborsi. Pihaknya tentu menjelaskan secara detail resiko yang harus ditanggung jika melakukan aborsi.

“Banyak juga yang ingin melakukan aborsi atas keinginan orangtua, karena malu dan lain sebagainya. Tetapi ada juga yang setelah diberikan konseling, dari awalnya ingin aborsi lalu nggak jadi karena tahu resikonya,” ungkapnya saat ditemui Harianjogja.com, di PKBI Jalan Tamansiswa, Kamis (14/9/2017).

Menurutnya, orangtua yang menginginkan aborsi seringkali berasal dari keluarga menengah ke atas. Karena mereka memiliki biaya yang cukup untuk melakukan proses itu. Sedangkan masyarakat menengah ke bawah, dari catatannya, justru lebih banyak menginginkan agar segera dinikahkan dari korban KTD tersebut.

“Tetapi kami tidak memiliki data berapa jumlah yang aborsi, karena kami hanya memberikan layanan konseling. Memang ada juga yang memutuskan untuk itu [aborsi],” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya