SOLOPOS.COM - Orang tua siswa mengumpulkan tugas anaknya dengan cara memasukkan tugas ke loker yang disediakan di SMPN 2 Karanganyar, Selasa (25/8/2020). (Solopos.com- Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR—SMPN 2 Karanganyar memiliki cara berbeda melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan melibatkan orang tua siswa.

SMPN 2 Karanganyar melibatkan orang tua siswa dalam hal pengumpulan tugas sekolah. Ternyata, metode itu sudah dilaksanakan sejak 13 Juli lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Orang tua siswa datang ke sekolah membawa tugas siswa selama periode tertentu. Tugas siswa dimasukkan ke dalam kotak yang sering disebut loker. Sekolah menyiapkan 27 loker di halaman sekolah. Setiap loker diberi tulisan milik kelas berapa.

Waduh! Karanganyar Kini Zona Merah Covid-19

“Orang tua siswa harus memasukkan tugas anak-anak sesuai kelas masing-masing. Di setiap loker sudah ada tulisan. Tugas dikerjakan pada kertas folio. Dalam waktu setengah bulan itu tugas siswa menumpuk di meja guru ,” ujar Kepala SMPN 2 Karanganyar, Sumarni, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (26/8/2020).

Orang tua siswa datang ke sekolah setiap satu pekan sekali. Lama kelamaan mereka datang ke sekolah setiap dua pekan sekali. Sekolah menyiapkan jadwal pengumpulan berdasarkan kelas.

Tetapi, praktik tidak seperti rencana. Orang tua siswa datang menyesuaikan jam kerja dan keperluan lain.

Daerah Blank Spot di Karanganyar Didata, Baru 5 Kecamatan yang Lapor

“Intinya mempraktikkan protokol kesehatan. Kalau anak yang ke sekolah kok riskan. Orang tua saja yang datang. Itu juga sudah kami rapatkan dengan orang tua pada awal Juli lalu. Orang tua siswa kami undang secara bergiliran,” tutur dia.

Salah satu orang tua siswa yang tinggal di Kelurahan Jantiharjo, Kecamatan Karanganyar, Rukmini, menuturkan membawa tugas milik anaknya dan sejumlah teman anaknya. Rukmini bekerja sebagai karyawan swasta.

Dia mengaku kerepotan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dia berharap pemerintah memiliki kebijakan  strategis mengatasi kendala yang dialami orang tua dan siswa.

Karanganyar Zona Merah, Guru Jangan Beri Tugas Banyak saat PJJ

“Ini saya bawa tugas anak dan teman-temannya yang tinggal di satu dusun dan sekolah di SMPN 2 Karanganyar. Sebetulnya pembelajaran jarak jauh ini agak repot bagi orang tua yang bekerja. Kalau mau tatap muka dijadwal satu pekan sekali, jam dan siswa dibatasi. Jatah kuota Internet itu agak berat. Kadang, anak saya nunut ke tetangga untuk mengerjakan tugas,” tutur dia.

 Tugas Sekolah

Kepala SMPN 2 Karanganyar, Sumarni, menuturkan pihak sekolah selalu mengingatkan guru agar tidak memberikan tugas terlalu banyak kepada siswa selama PJJ. Pertimbangannya adalah siswa jenuh, kuota, pulsa, dan lain-lain. Sumarni mengaku rutin mengevaluasi terkait PJJ.

Cegah Kerumunan, Berkas Pengajuan Bantuan Rp2,4 Juta Karanganyar Tak Dicek dan Langsung Dikumpulkan

“Saya ingatkan guru agar tidak banyak memberikan tugas. Cukup dua soal saja. Kalau semua guru kasih tugas kan banyak sekali. Saat pengumpulan tugas, saya cek ke guru apakah sudah dikumpulkan,” tutur Sumarni.

Dia mengaku ada yang belum mengumpulkan tugas secara tertib. Sumarni memaklumi hal itu. Tetapi, pihak sekolah tidak akan membiarkan kondisi itu.

“Kan anak 800 dan orang tua itu kan karakteristiknya berbeda. Yang tidak mengerjakan sama sekali ya ada. Nah, kalau seperti itu, kami kunjungi ke rumah.”

Strategi Jitu Janda Purbalingga Gagalkan Pemerkosaan

Sumarni menyampaikan strategi PJJ melibatkan orang tua siswa untuk mengumpulkan tugas mengacu pedoman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tujuan utama adalah menekan persebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya