SOLOPOS.COM - Ilustrasi belajar di rumah. (Freepik)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Pemkab Karanganyar akan mematuhi instruksi Kemendikbud RI, yakni melanjutkan penyelenggaraan pendidikan jarak jauh (PJJ) hingga akhir tahun.

Apabila mengacu surat keputusan bersama sejumlah kementerian perihal panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran dan tahun akademik baru di masa pandemi Covid-19, Kabupaten Karanganyar tidak diperkenankan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kabupaten Karanganyar termasuk zona kuning Covid-19. Kemendikbud memutuskan hanya kabupaten/kota termasuk zona hijau yang boleh menyelenggarakan KBM tatap muka.

PPDB Online Jateng Dikomplain karena Ngadat, Ganjar: Masuknya Pelan-Pelan

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menuturkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mempertimbangkan dan memperhatikan kebijakan Kemendikbud tentang penyelenggaraan pendidikan selama pandemi Covid-19.

"Pendidikan, kami pertimbangkan dan perhatikan dengan baik dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tampaknya masih dalam posisi zona kuning. Artinya belum boleh [menyelenggarakan KBM tatap muka]. Sehingga anak-anak sekolah harus tetap belajar di rumah," ujar Bupati saat ditemui wartawan di sela-sela menghadiri acara di Kantor BPS Kabupaten Karanganyar, Selasa (16/6/2020).

Kepala Sekolah di Wonogiri Sebut Pembelajaran Jarak Jauh Bisa Turunkan Kualitas Pendidikan

Saat ditanya hingga kapan siswa di Kabupaten Karanganyar akan belajar di rumah, Yuli menyebut kemungkinan hingga akhir tahun.

Komunikasi dengan Komite

Tetapi tidak menutup kemungkinan keputusan itu akan berubah apabila status kondisi Kabupaten Karanganyar tentang Covid-19 berubah dari kuning menjadi hijau.

"Sampai akhir tahun [PJJ]. Kalau misalnya pada saatnya pemerintah sudah menetapkan kita wilayah zona hijau, boleh KBM tatap muka. Tetapi persyaratan yang paling pokok yang disampaikan Pak Menteri itu komunikasi dengan komite. Yang punya anak kan orang tua. Orang tua itu mengikhlaskan, mengizinkan [anak-anak] masuk atau tidak. Itu kami bicarakan," tutur dia.

Sebelumnya, Pemkab Karanganyar pernah menyampaikan rencana menyelenggarakan uji coba KBM tatap muka pada awal Juni. Tetapi kebijakan itu diubah setelah sejumlah pihak menyampaikan keberatan terhadap kebijakan tersebut.

Pernikahan Pasutri Sragen Dibatalkan, Ternyata Paman Nikahi Keponakan

"Sampai hari ini anak-anak sekolah, belajar dengan sistem daring di rumah. Termasuk PPDB juga online. Sekolah yang menyelenggarakan PPDB secara manual perlu diatur dan dikendalikan dengan baik. Saya kira tidak perlu bergerombol," ujarnya.

Sementara itu, salah satu orang tua siswa dari Solo, Nur Riyana Fitriyanti, menyampaikan dukungan terhadap keputusan PJJ yang diambil Pemkab Karanganyar. Anak sulungnya bersekolah di SMAN 1 Karanganyar. Pertimbangan utama adalah kesehatan anak selama pandemi Covid-19.

Protokol Kesehatan

Menurutnya anak-anak tidak akan dapat mematuhi protokol kesehatan apabila berinteraksi dengan teman-teman.

"Syukurlah kalau memang Pemkab tidak melaksanakan KBM tatap muka. Tetapi memang ada nilai negatif apabila PJJ. Kontrol orang tua menjadi kunci keberhasilan PJJ. Kalau daring itu tidak ada jam belajar yang terjadwal dan terkontrol. Anak cenderung santai dan kurang serius belajar. Malah bisa jadi mereka lebih banyak bermain menggunakan handphone ketimbang belajar," tutur Anna sapaan akrabnya saat berbincang dengan solopos.com, Selasa.

Hal senada disampaikan warga Jaten, Hery Setiawan. Salah seorang anaknya akan masuk SMP tahun ini. Dia mengaku sepakat dengan kebijakan Pemkab Karanganyar. Pertimbangannya adalah kesehatan anak selama pandemi.

New Normal Dimulai, Ini Syarat Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah

Tetapi, dia juga mengaku khawatir dengan kualitas pendidikan jarak jauh secara daring. Salah satu alasannya adalah porsi belajar anak secara daring berbeda dengan saat di sekolah.

"Kalau memang betul sampai akhir tahun, harapan saya ada formula untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak selama PJJ. Kami tidak bisa mengawasi anak-anak secara maksimal. Kami hanya bisa memfasilitasi dan mendampingi mereka. Belum lagi apabila terkendala sinyal atau jaringan. Anak tidak akan bisa fokus belajar. Kualitas guru juga penting dan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran siswa," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya