Solopos.com, SEMARANG -- Buah pisang bisa diolah dalam berbagai varian. Umumnya, buah pisang diolah dengan cara digoreng atau dijadikan kue piscok atau pisang cokelat yang diolah seperti kue semprong. Namun di Semarang ada jajanan olahan pisang yang unik dan khas.
Jajanan olahan pisang ini dinamakan pisang plenet. Kata plenet dalam bahasa Jawa berarti ditekan sehingga makanan ini adalah olahan buah pisang yang ditekan dan kemudian dibakar di atas bara arang.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Setelah pisang itu pipih dan selesai dibakar, adonan pisang itu ditumpuk dan diisi dengan aneka topping. Setiap penjual memiliki pilihan topping yang berbeda, namun umumnya, topping pada pisang plenet ini biasanya ada cokelat, mentega, gula dan selai nanas.
Baca Juga : Bule Ini Jajal Lumpia Semarang, Responsnya di Luar Dugaan
Seperti pisang plenet yang dijual oleh Pak Subandi di Semarang. Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube Norlailads, Kamis (27/5/2021), harga satu tumpuk pisang plenet dijual dengan harga Rp6.000.
Pak Subandi mulai berjualan pada pukul 14.00 WIB -23.00 WIB. Saat melayani pembeli, dirinya sudah mempersiapkana adonan pisang yang sudah ditekan yang kemudian dipanaskan lagi di atas tungku arang.
Hal ini dilakukan agar dirinya cepat dalam melayani pembeli. Saat memanaskan adonan pisang, dirinya Pak Subandi menaruh topping dan kemudian ditumpuk dengan adonan pisang lainnya sehingga terlihat seperti burger.
Baca Juga : Demak Terancam Tenggelam dalam 20 Tahun!
Jika dilihat sekilas, panganan khas Semarang ini terlihat seperti bakwan karena warnanya hampur mirip, yaitu kuning kecokelatan. Pak Subandi ini adalah generasi ketiga yang menjual panganan ini. Dirinya sudah berjualan sejak tahun 2000.
Selain Pak Subandi, ada juga penjual pisang plenet lain di Semarang. Pisang Plenet Pak Tuko ini menawarkan topping yang lebih beragam, di antaranya ada gula, nanas, kacang keju, green tea dan cappuccino. varian rasa topping ini bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan.
Satu porsi pisang plenet Pak Tuko dijual dengan harga Rp6.000–Rp14.000, tergantung permintaan topping dari pembeli. Kedai ini hanya buka tiga kali dalam sepekan, yaitu Jumat, Sabtu dan Minggu, buka pada pukul 17.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB.
Baca Juga : Kisah 1 Keluarga Dapat Wangsit Jadi Penjaga Desa Tenggelam di Demak
Ada juga penjual Pisang Plenet Pak Toerdi yang merupakan penerus dari ayahnya yang sudah berjualan Pisang Plenet sejak tahun 1952. Dirinya berjualan di Jl. Pemuda, tepatnya di bekas sebuah toko bernama Toko Hien. Di situlah Pak Toerdi berjualan Pisang Plenet dengan gerobaknya.
Pak Toerdi mengatakan bahwa pisang plenet itu adalah hasil eksperimen ayahnya yang merasa bosan dengan olahan makanan yang monoton. Hingga akhirnya sang ayah berhasil mempopulerkan makanan olahan pisang ini.
Jenis pisang yang digunakan biasanya pisang kepok karena jenis pisang ini sangat cocok rasanya jika dibakar karena teksturnya tidak lembek. Seiring dengan perkembangan jaman, panganan ini bisa dikatakan langka karena mulai tergerus dengan makanan-makanan milenial yang sekarang berkembang.