SOLOPOS.COM - AO BMT BUS mengecek dan memberikan pendampingan kepada Suyatmi. (solopos.com/Alvari Kunto)

Solopos.com, SUKOHARJO — Gempuran serangan Covid-19 beberapa waktu silam jadi cobaan berat bagi kalangan pengusaha usaha mikro dan ultra mikro. Salah satu pelaku unit usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) itu adalah Suyatmi, 45.

Namun perempuan yang bergerak di bidang konfeksi ini enggan menyerah dengan keadaan. Bermodal tiga mesin jahit bekas yang dibelinya secara mencicil, Suyatmi terus mencari pasar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beruntung Suyatmi bertemu dengan pengusaha baju bayi yang bersedia memberikan order jahitan. “Orderan menjahit baju bayi dan anak ini membuat usaha saya menggeliat. Saya dibantu seorang penjahit berusaha menyelesaikan jahitan yang diberikan,” ujar Suyatmi.

Baca Juga : Kemenkeu Blokir Sementara Rp39,71 Triliun Belanja K/L, Kenapa ?

Namun Suyatmi bukan berarti bebas masalah, hanya dengan tiga mesin jahit dia kesulitan memenuhi permintaan pasar selama lima tahun usahanya.  Dalam sehari warga Klampisan RT 02/RW 01 Mancasan, Baki, Sukoharjo itu hanya mampu menyelesaian 50 lusin baju anak dan bayi. “Saya dapat upah jahit dari jumlah baju yang selesai dijahit dari pemilik konfeksi besar,” katanya.

Semangat tak mengenal menyerah Sumiyati pun bersambut, melalui BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS), perempuan single parent ini masuk menjadi anggota dan mendapatkan bantuan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) Pusat Investasi Pemerintah (PIP) senilai Rp10 juta.

Kepala Wilayah Soloraya BMT Bina Ummat Sejahtera, Muhammad Abdul Rozaq, mengatakan pihaknya menjadi salah satu lembaga penyalur PIP UMi sejak 2017. Total sejak 2017, BMT BUS menyalurkan pembiayaan PIP UMi senilai Rp125 miliar dengan mengakses sebanyak 67.367 anggota. Wilayah Soloraya yang membawahi 13 area cabang berkontribusi 10% dari penyaluran secara nasional.

“Secara aktif, kami bergerak menawarkan permodalan kepada pengusaha mikro dan ultramikro di Soloraya. Pengusaha mikro ini kami dekati dan kami berikan penjelasan untuk mau meningkatan usaha mereka terutama di era pandemi Covid-19,” ujar Rozaq ditemui di Kantor Wilayah Soloraya di Telukan, Sukoharjo, Kamis (27/1/2022).

Usaha Ultra Mikro

Rozaq menyebut BMT UMi punya produk berupa pembiayaan modal usaha dan modal usaha, serta pembiayaan investasi, dan pembiayaan program. PIP Kementerian Keuangan bermitra dengan BMT BUS dalam pembiyaan program UMi ini.

Melalui account officer (AO), BMT BUS menyalurkan pembiyaan PIP UMi serta melakukan pembinaan kepada anggotanya. Di BMT BUS, anggota rata-rata mengambil kedit permodalan maksimal Rp10 juta per akun. Semua anggota yang masuk dalam pembiyaan UMi juga mendapatkan pendampingan oleh AO secara rutin.

Setelah proses pencarian pembiayaan, AO akan secara reguler berkeliling ke tempat anggota. Setiap AO juga wajib memantau dan memberikan masukan kepada anggota terkait rolemodel yang bisa jadi acuan. “Rata-rata anggota BMT Bus yang ikut pembiyaan PIP UMi adalah sektor perdagangan seperti toko kelontong kecil hingga usaha jasa mikro seperti tukang jahit,” papar Rozaq.

Baca Juga : Pengungkapan Sukarela Beda dengan Tax Amnesty, Ini Penjelasannya

Berkat usaha ini pula BMT BUS pernah dikontak Kemenkeu saat Menteri Keuangan Sri Mulyani ingin meninjau pelaksanaan pembiayaan PIP UMi. Rozaq menyatakan Menkeu Sri Mulyani pada 2018 melakukan pengecekan dan kunjungan ke peserta pembiayaan PIP UMi di Pasar Telukan, Sukoharjo.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya