SOLOPOS.COM - Warga memancing di sekitar limpasan air yang dilepas dari Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri, Minggu (11/4/2021). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI -- Perum Jasa Tirta (PJT) terpaksa membuka pintu spillway Waduk Gajah Mungkur atau WGM Wonogiri pada Minggu (11/4/2021) pukul 06.30 WIB. Pembukaan pintu spillway itu dipastikan bukan karena pengaruh dua kali gempa di Malang.

Kondisi bendungan WGM Wonogiri dinyatakan aman seusai gempa magnitudo berkekuatan 6,1 skala Richter (SR) dan 5,5 SR di Malang, Jawa Timur, Sabtu-Minggu (10-11/4/2021). PJT harus membuka pintu spillway bendungan karena elevasi atau tinggi muka air (TMA) sudah melebihi ketinggian normal atau normal high water level (NHWL).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Elevasi naik lantaran debit air dari hulu yang masuk ke waduk besar. Kondisi itu akibat terjadinya hujan beberapa hari terakhir di wilayah hulu. Sebagai informasi, pengelolaan air termasuk pembukaan pintu spillway WGM Wonogiri merupakan kewenangan Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) III/PJT I.

Baca Juga: Gubernur Ganjar: Masyarakat Boleh Piknik Asal Terapkan Protokol Kesehatan Ketat!

Kepala Divisi Jasa ASA III/PJT I, Setiyantono, kepada Solopos.com melalui keterangan tertulis, Minggu, menyampaikan berdasar pemantauan dan pemeriksaan instrumen keamanan bendungan setelah terjadi gempa di Malang, bendungan WGM dalam kondisi aman.

PJT selalu menginspeksi instrumen keamanan bendungan secara cermat dan saksama. “Caranya, dengan pengamatan, pembacaan, dan pengukuran,” tulis Setiyantono.

Prakiraan Cuaca

Pada sisi lain, Jasa ASA III/PJT I membuka pintu spillway karena elevasi WGM Wonogiri sudah melebihi NHWL, yakni 136,3 soerabaia haven vloed peil (shvp). Itu sesuai pedoman operasi. Pembukaan spillway juga mempertimbangkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG).

Baca Juga: PKL di Alun-Alun Wonogiri Boleh Buka Pada Hari Pertama Puasa

Prakiraan cuaca menyebut masih akan terjadi hujan di wilayah hulu. Pintu utama bendungan dibuka untuk mengendalikan elevasi air tampungan waduk agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Debit air yang dilepas atau outflow ke Sungai Bengawan Solo sebesar 100 m3/detik.

Pada saat yang sama air tampungan waduk juga dilepas melalui pintu turbin untuk kepentingan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 60 m3/detik. Total debit air yang dikeluarkan 160 m3/detik.

Sementara debit air dari hulu yang masuk ke waduk atau inflow melalui sejumlah sungai saat pintu spillway WGM Wonogiri dibuka tercatat lebih kurang 399 m3/detik. Itu berarti air yang masuk ke waduk lebih besar daripada yang dilepas.

Baca Juga: Beredar Info Uji Coba PTM Wonogiri Dihentikan Total, Ini Penjelasan Bupati Jekek

Meningkatkan Kewaspadaan

Setiyantono mengaku sudah memberi tahu pihak terkait. Mereka yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) wilayah Soloraya, perusahaan daerah air minum (PDAM), dan sejumlah perusahaan. Harapannya semua pihak dapat meningkatkan kewaspadaan.

“Dari Januari sampai saat ini [Minggu 11 April] pintu spillway dibuka tiga kali,” imbuhnya.

Kepala BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, mengaku sudah meneruskan informasi dibukanya pintu spillway WGM kepada camat dan kepala desa daerah aliran Sungai Bengawai Solo. Hal itu supaya mereka segera menginformasikan kepada warga.

Baca Juga: Prokes Ibadah Saat Ramadan di Wonogiri: Khotbah Tarawih Maksimal 15 Menit!

Ia menyebut setiap spillway dibuka biasanya ada area yang terdampak luapan Sungai Bengawan Solo. Seperti lahan tepi sungai dan permukiman warga dekat anak Sungai Bengawan Solo.

“Terjadi genangan di permukiman karena anak Sungai Bengawan Solo meluap. Sebab, air dari sungai tersebut tidak bisa tertampung ke Sungai Bengawan Solo, sehingga meluap,” ucap Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya