SOLOPOS.COM - Ilustrasi ternak ayam (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SOLO -- Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia) wilayah Jawa Tengah dan DIY telah menemukan formula untuk mengantisipasi jebloknya harga ayam hidup di tingkat peternak.

Pinsar menerapkan sistem on off dalam melepas ayam hidup ke pasar agar harga tidak anjlok.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sistem on off tersebut telah dilakukan pada 20-31 Januari 2020. Untuk sementara waktu sistem tersebut dinilai cukup efektif menaikkan harga ayam hidup di tingkat peternak. Namun Pinsar masih perlu melakukan evaluasi lebih lanjut.

"Dengan adanya sistem on off itu, semua perusahaan tidak menjual ayam secara bersamaan. Jadi misalnya hari ini ada perusahaan yang tidak jual dulu, besoknya gantian. Kemarin sudah dimulai 20 Januari dan hasilnya cukup positif sampai akhir bulan," kata Ketua Pinsar Indonesia, Jawa Tengah, Parjuni, Selasa (4/2/2020).

Dia mengatakan jika sebelum 20 Januari harga ayam hidup sekitar Rp13.500-Rp14.000/kg, setelah 20 Januari harga bisa mencapai Rp16.000-Rp16.500/kg. Sedangkan untuk harga pokok produksi (HPP) sekitar Rp17.500-Rp18.000/kg.

Dia mengatakan pemberlakukan sistem on off tersebut dilakukan di Jawa Tengah dan DIY. Meski ada sedikit penumpukan ayam, namun hal itu dinilai lebih menguntungkan dibandingkan harus menanggung rugi lebih banyak karena harga anjlok.

"Ada sedikit penumpukan tapi bisa dijual kembali dengan harga yang tidak jauh dari yang berlaku," kata dia.

Purwosari Solo Ditutup, Waspada Macet di Kawasan Ini Saat Jam Pulang Kerja!

Dia mengatakan mulai Senin (3/2/2020), sistem on off sudah tidak diberlakukan lagi. Pada Kamis (6/2/2020) pihaknya akan melakukan evaluasi bersama dari pemberlakuan sistem tersebut dan kondisi harga di lapangan.

"Besok kami akan ada evaluasi. Kalau [harga] masih mengkhawatirkan akan kami berlakukan lagi [sistem on off]," kata dia.

Solopos Hari Ini: Jalan Mulus untuk Gibran

Pihaknya berharap ke depan harga ayam hidup di tingkat peternak bisa berada di atas HPP. Diketahui dalam setahun terakhir para peternak ayam mengaku rugi karena harga ayam hidup jauh di bawah HPP.

Sementara itu jika melihat berita statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, Januari 2020, ayam ras menjadi salah satu komoditas penghambat inflasi.

"Daging ayam ras memiliki andil deflasi sebesar 0,03%," kata Kepala BPS Solo, Totok Tavirijanto, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya