Solopos.com, SALATIGA–Persatuan Insan Kolintang Nasional Indonesia (Pinkan) terus melakukan sosialisasi untuk memperkenalkan alat musik Kolintang agar diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia.
Alat musik yang terdiri atas bilah-bilah kayu yang dibunyikan dengan cara dipukul tersebut merupakan alat musik asal Minahasa, Sulawesi Utara.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Ketua Pinkan Penny Iriana Marsetio mengaku telah merangkul berbagai elemen masyarakat untuk semakin memperkenalkan alat musik tersebut.
“Salah satunya dengan bekerja sama dengan para pelatih yang secara langsung menggeluti dan memperkenalkan alat musik Kolintang,” terang Penny saat acara konferensi pers di Hotel Laras Asri Salatiga, Kamis (17/11/2022) sore.
Baca Juga: HUT KOTA SOLO: Pemusik Kolintang Merasa Diterima di Solo
Dia menjelaskan untuk semakin memperkenalkan ke masyarakat, pihaknya memberikan pembinaan kepada pengrajin, pelatih, pelaku, dan pemerhati.
Tujuannya agar alat musik Kolintang bisa masuk dan menjadi kurikulum di sekolah.
“Empat pilar dalan Kolintang adalah pengrajin, pelatih, pelaku, dan pemerhati. Pelatih dalam hal ini sebagai ujung tombak,” ungkap dia.
Penny mengaku dalam dua hari, Kamis-Jumat (17-18/11/2022) pihaknya akan mendemokan musik Kolintang di Salatiga. Acara itu sekaligus sebagai sarana silaturahmi bagi pelatih alat musik Kolintang di seluruh Pulau Jawa.
Baca Juga: Kala Para Kaum Hawa Tampil Memukau di Rhapsody Nusantara
“Salatiga dipilih sekaligus sebagai penghormatan dan penghargaan terhadap pahlawan Kolintang Indonesia maestro Petrus Kaseke almarhum yang tinggal di Salatiga,” jelas dia.
Sementara, Ketua Ikatan Pelatih Kolintang Indonesia (Ipkolindo) Joudy Aray mengatakan pelatih sebagai pilar utama untuk mengenalkan Kolintang terus berupaya melakukan sosialisasi.
Selain itu juga terus melakukan regenerasi kepada pemuda. Tidak hanya lokal Indonesia, Kolintang juga sudah pernah tampil dalam pementasan Indonesian National Orchestra di Jerman.
“Kami berharap Kolintang segera bisa menjadi warisan budaya tak benda untuk dunia dengan terdaftarnya di UNESCO,” terang Joudy.