SOLOPOS.COM - Ketua DPR RI, Puan Maharani (kedua dari kanan), didampingi Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono (ketiga dari kanan), dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (kanan), menekan tombol untuk membuka tirai saat peresmian Pasar Legi, Solo, Kamis (20/1/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Peresmian Pasar Legi Solo yang berlangsung Kamis (20/1/2022) bertepatan dengan weton atau pasaran Legi dalam penanggalan Jawa. Hal serupa juga terjadi saat slup-slupan pada Malam Tahun Baru lalu.

Kendati slup-slupan itu jatuh pada Kamis (30/12/2021) malam, dalam kalender Jawa, Kamis malam sudah masuk pasaran Jumat Legi karena pergantian hari pada kalender tersebut berlangsung pada waktu petang atau magrib.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo Heru Sunardi mengatakan pemilihan hari pasaran Legi itu merupakan permintaan pedagang agar sesuai antara nama pasar dengan pasaran wetonnya. “Harapannya, agar rezeki pasar sesuai namanya dan weton Legi, alias manis,” ucap Heru kepada Solopos.com, Kamis.

Baca Juga: Peresmian Pasar Legi Solo: Rebutan Kaus Puan hingga Gunungan Bawang

“Ya, Pemkot memang fleksibel, mengakomodasi keinginan pedagang. Jadi, peresmian dan slup-slupan memang dilaksanakan saat pasaran Legi,” imbuh Heru.

Seperti diketahui, peresmian Pasar Legi Solo dilakukan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Kamis (20/1/2022) pagi. Selain Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, hadir pula sejumlah kepala daerah di Soloraya.

Seperti Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Bupati Sukoharjo Etik Suryani, dan Bupati Klaten Sri Mulyani. Hadir juga mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Namun, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tidak tampak hadir.

Baca Juga: Pasar Legi Solo Diresmikan Pimpinan Legislatif, Rudy: Ini Sejarah

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan Pasar Legi dibangun menjadi tiga lantai yang menampung 321 pedagang kios, 2.218 pedagang los, dan 700 pedagang pelataran. Ia berharap Pasar Legi tidak hanya menjadi pasar induk yang bersih, nyaman, tertata, tidak kumuh, tapi juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.

Tidak hanya untuk ekonomi Solo tapi juga Soloraya. “Apalagi sekarang Pasar Legi sudah menerapkan sistem pembayaran nontunai sehingga lebih efisien,” katanya saat memberikan kata sambutan.

Baca Juga: Terungkap! Ternyata Ini Alasan Ganjar Pranowo Absen di Pasar Legi Solo

Sementara Puan Maharani meminta Pemkot Solo dan seluruh warga pasar ikut menjaga dan merawat sehingga pasar tersebut bisa berguna dalam jangka panjang. Ia juga meminta permasalahan di Pasar Legi Solo seperti tampias air hujan yang mengakibatkan genangan setelah hujan deras sehari sebelum peresmian.

“Semalam saya mendapat laporan karena hujan deras kemarin pasar kena tampias. Ke depan ini harus bisa diantisipasi jangan sampai terjadi lagi. Karena kalau sampai terjadi genangan pasti sangat mengganggu aktivitas pedagang maupun pembeli,” ujar Puan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya