SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYAR — Salah satu siswa SDN 3 Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Hidayat Triadi Santoso, yang merupakan korban gempa Palu, mulai bisa beradaptasi dengan teman-teman di sekolahnya. Namun, traumanya terhadap bencana gempa dan tsunami di Palu belum hilang.

“Hidayat memang belum genap lima hari ini masuk sekolah. Pada awal masuk sekolah dia diantar dan ditunggui ibunya, tetapi sekarang sudah tidak lagi. Dia juga sudah mulai kelihatan bisa beradaptasi dengan teman-teman dan sekolah barunya,” ujar guru kelas IV SDN 3 Malangjiwan, Sri Wahyuni, ketika ditemui di sekolahnya, Kamis (18/10/2018).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sri mengutarakan saat ini adaptasi Hidayat di sekolah barunya di SDN 3 Malangjiwan relatif lancar. Apalagi Hidayat dinilai sebagai anak cerdas sehingga bisa mengikuti matapelajaran seperti siswa lainnya.

Hanya saja, ujar Sri, jika dirinya membahas pelajaran yang berhubungan dengan bencana alam terutama yang terkait gempa dan tsunami, Hidayat menunjukkan ekspreksi seperti ketakutan. Hidayat yang semula duduk tegak, mendadak mengkeret dan tertunduk.

“Mungkin dia masih trauma dengan bencana gempa bumi dan dampaknya yang dialaminya di Palu. Kalau sudah demikian, saya segera mengalihkan pembicaraan ke topik lain,” ujar dia.

Bencana gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Palu, Donggala, Sigi, dan sekitarnya di Sulteng beberapa waku lalu menyisakan sederet kisah. Hal ini juga dialami beberapa warga di daerah bencana yang asalnya dari Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar.

“Kami meninggalkan rumah di Palu hanya membawa pakaian yang melekat di badan tok. Rumah kami terbelah jadi dua, bagian dapur amblas ditelan bumi dan bagian lainnya hancur berantakan kena gempa,” ujar Yulianti Astari, 44, ibunya, yang didampingi suaminya, Joko Santoso, ketika ditemui Solopos.com di rumahnya, Kamis (11/10/2018) lalu.

Secara terpisah Pengawas SD Colomadu, Agus Siswanto, mengatakan dirinya juga telah mendapat laporan dari SDN 3 Malangjiwan. Karena itu dia berharap Hidayat segera bisa mendapat pelajaran agar tak tertinggal dengan para siswa lainnya.

“Demi alasan kemanusiaan anak yang terkena gempa dan tsuami dari Palu kami fasilitasi seoptimal mungkin. Dan ini tidak ada biaya apapun alias gratis,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya