SOLOPOS.COM - Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Sugeng Riyanto (kanan), berbincang dengan pedagang saat inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Klewer, Solo, Rabu (5/5/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Di tengah kesibukannya sebaga wakil rakyat, pimpinan DPRD Solo ini ternyata rutin mengantar dan menemaninya istrinya berbelanja di pasar tradisional.

Namun, tujuannya tak sekadar menemani istrinya berbelanja. Wakil Ketua DPRD Solo, Sugeng Riyanto, menemani istrinya sambil melihat kondisi riil masyarakat.

Promosi Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama

Tidak bisa dimungkiri kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan telah memukul berbagai sektor kehidupan masyarakat, utamanya masyarakat ekonomi lemah.

Baca Juga: Kagama Siap Bantu Peti Mati Untuk RS Rujukan Covid-19 Soloraya

Mereka yang mengandalkan pendapatan harian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat kelimpungan dengan kebijakan PPKM Darurat hingga berganti nama PPKM berlevel.

Dari berbagai kalangan masyarakat terdampak pandemi Covid-19 dan PPKM yaitu pedagang kecil kebutuhan pokok di pasar-pasar. Lesunya perekonomian membuat jualan mereka juga ikut lesu.

Kondisi itu disadari betul pimpinan DPRD Solo itu. Sebagai bentuk kepedulian kepada pedagang Sugeng meminta istrinya tidak menawar harga barang yang hendak dibeli saat belanja.

Baca Juga: Waduh, Sudah 933 Warga Solo Meninggal Positif Corona

“Maka satu hal yang saya sampaikan ke ibunya anak-anak, membeli apa pun dari mereka [pedagang] jangan pernah nawar. Rasah dinyang, langsung bayar, keporo diturahi,” tulisnya di akun Facebooknya, Selasa (3/8/2021).

Menghidupkan Geliat Ekonomi

Sugeng mengaku rutin mengantar sang istri berbelanja di pasar. Mereka sengaja berbelanja di pasar tradisional untuk menghidupkan geliat ekonomi di simpul itu.

Baca Juga: 4.710 Mobil Diperiksa Saat Penyekatan di Jalur Masuk Solo, 707 Unit Dipaksa Putar Balik

Dari aktivitas mengantarkan istri berbelanja itu Sugeng mengaku sering kali mendapati fenomena menarik. Utamanya terkait perbincangan di antara para pedagang dan pembeli.

“Mereka berceloteh bebas mengomentari berbagai kebijakan pemerintah, terutama pemerintah pusat. Yang menarik, nyaris enggak ada nada-nada positif dari nada suara yang kudengar,” tutur pimpinan DPRD Solo itu.

Baca Juga: Pemakaman dengan Protokol Covid-19 di Solo Melonjak 4 Kali Lipat, Penggali Kubur Kewalahan

Justru para pedagang dan pembeli yang berkumpul di pasar tradisional lebih banyak ngudarasa tentang kondisi mereka, mengkritik, dan protes terhadap kebijakan PPKM Darurat.

Termasuk kebijakan mengganti istilah PPKM Darurat menjadi PPKM Level 4. “Apakah semua luapan perasaan mereka direspons secara memadai pemerintah pusat, kita bisa lihat bersama. Sepertinya jauh panggang dari api,” ungkap politikus PKS tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya