SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemberian suara pemilihan umum (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Simulasi tersebut untuk mengetahui kesiapan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) terutama dalam melayani pemilih disabilitas.

Harianjogja.com, JOGJA-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jogja menggelar simulasi pemungutan suara atau pencoblosan di 14 kecamatan, Sabtu (11/2/2017). Simulasi tersebut untuk mengetahui kesiapan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) terutama dalam melayani pemilih disabilitas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Misalnya, simulasi di TPS 13, Baciro, Gondokusuman. Di TPS tersebut termasuk banyak pemilih disabilitas terutama tuna netra atau kurang penglihatan. Petugas KPPS pun sudah menyediakan template huruf braile di bilik suara.

Rapin, 41, salah satu penyandang tuna netra mengaku bisa meraba dan membaca nama calon dengan jelas melalui surat suara yang dimasukkan template. Namun ia sempat kebingungan mencari template sehingga ia membutuhkan pendamping. “Yang penting harus ada pendamping biar mudah,” kata dia.

Senada, Sri Lestari, 45, mengaku tidak ada kesulitan dalam membaca dan menco surat suara melalui template. Hanya ia butuh pendamping khusus yang mengantarkan dirinya mulai dari tempat duduk antrian pencoblosan, masuk bilik suara, sampai ke luar TPS. Ia mengaku sudah mengetahui nama pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Jogja melalui template.

Komisioner KPU Kota Jogja Bidang Pendidikan Politik dan Humas, Sri Surani mengatakan berbagai kekurangan dalam simulasi tersebut menjadi bahan evaluasi agar kesalahan itu tidak terjadi saat pemungutan suara pada 15 Februari mendatang.

Ia mengatakan untuk pemilih disabilitas boleh membawa pendamping sendiri. Namun, jika tidak petugas KPPS akan mendampingi, “Caranya pemilih melapor ke KPPS untuk minta pendamping kemudian mengisi berkas C3 nanti KPPS akan mendampingi,” kata Rani.

Namun, pendamping hanya mengantar ke bilik suara dan ikut membantu memasukkan surat suara dalam template. Setelah itu ditinggal sementara. Kemudian didampingi lagi ketika surat suara dicoblos untuk dimasukkan dalam kotak suara.

Dalam pemungutan suara nanti total ada 794 TPS. Menurut Rani, hampir semua TPS ada pemilih disabilitas. Karena itu, pihaknya sudah meminta KPPS menyiapkan desain TPS agar mudah diakses semua kalangan. Ia menambahkan semua pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) harus membawa undangan memilih atau C6 untuk diserahkan ke KPPS.

Namun bagi pemilih yang tidak membawa C6 bisa menunjukan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP atau dokumen kependudukan lainnya yang sudah disahkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Jogja.

Sementara itu, Anggota Panitia Pengawas Kota Jogja, Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga, Iwan Ferdian, yang hadir dalam simulasi tersebut, mengatakan TPS yang terdapat pemilih disabilitas termasuk TPS yang rawan dari sisi akurasi data pemilih. Pihaknya sudah mengantisipasi untuk menguatkan pengawasan di semua TPS.

Iwan mengingatkan proses pemungutan suara dalam pilwalkot Jogja ini menjadi percontohan pengawasan TPS berbasis IT dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI. “Kami menempatkan pengawas di semua TPS yang akan melaporkan semua kejadian di TPS.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya