SOLOPOS.COM - Jenderal TNI Moeldoko (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, SLEMAN – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Moeldoko meminta anggotanya untuk tidak terpengaruh manuver yang dilakukan purnawirawan saat pemilihan presiden (pilres) tahun ini.

Panglima menambahkan ekskalasi politik diakui terus naik seiring dengan keikutsertaan para purnawirawan dalam kedua kubu calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres). Tetapi ia meminta kepada anggotanya untuk tidak bingung dan tetap berpegang teguh pada aturan di TNI.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

“Semakin meriah lagi atas keikutsertaan para purnawirawan, mungkin kalian [prajurit] akan bingung, iki piye to karepe. Kalau kamu bingung pegangan, apa saja yang bisa kau pegang pegang saja. Tambah puyeng nanti kalau saya menjelaskan, kalau sudah saya jelaskan masih bingung yo turu wae dul,” kata Peraih Pedang Adimakayasa Akmil ini kepada 3.000 prajurit TNI yang terdiri dari bintara, tamtama, perwira di Hanggar Skuadron Pendidikan 101 Wing Pendidikan Terbang, Pangkalan Udara Adisutjipto, Jogja, Senin (23/6/2014) pagi.

Anggota TNI yang berasal dari matra darat, laut dan udara sengaja dikumpulkan untuk diberikan pengarahan langsung oleh Panglima TNI terkait meningkatnya suhu politik saat Pilpres 2014. Kesatuan matra udara yang hadir antara lain dari prajurit Lanud Adisutjipto, Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas TNI AU. Dari darat jajaran Koramil, Kodim se-DIY, Batalion Infanteri (Yonif) 403, POM AD, jajaran Korem 072/Pamungkas. Sedangkan dari matra laut Lanal TNI AL Jogja dan sejumlah jajaran PNS.

Moeldiko menilai kehadiran purnawirawan sebagai dinamika yang jangan dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan. Hadirnya mereka dalam situasi politik baginya adalah wajar dan sah-sah saja serta tidak ada yang bisa melarang. Pasalnya, purnawirawan memiliki hak politik sepenuhnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Hanya, kata Moeldoko para prajurit, perlu mengingat bahwa purnawirawan tidak lagi menyandang pangkat apalagi jabatan.

“Maka kalian semua itu tidak dalam pengaruh beliau [purnawirawan]. Kalau prajurit TNI, Panglima, Kepala Staf tidak bisa dan tidak mau dipengaruhi seluruh prajurit seperti itu juga, terus kenapa harus bingung?,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya