SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash;</strong> Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019 disongsong Partai Persatuan Pembangunan dengan menggelar <em>Pertemuan Nasional</em> (<em>Munas</em>) <em>Alim</em> <em>Ulama PPP</em> di Kota Semarang, Jateng, Jumat-Sabtu (13-14/4.2018). Sayangnya, hingga acara berakhir, kegiatan yang digelar sebagai rangkaian peringatan hari Harlah ke-45 PPP itu belum memutuskan cawapres.</p><p>PPP sebelumnya telah memastikan bakal mengusung kembali presiden <em>incumbent</em> atau petahana Joko Widodo untuk menjabat pada periode kedua melalui Pilpres 2019 tersebut. <em>Munas Alim Ulama PPP</em> yang dihadiri 190 ulama PPP dari seluruh Indonesia semula diharapkan mampu merumuskan kriteria sekaligus figur calon wakil presiden (cawapres) yang bakal diusung &nbsp;PPP dalam pilpres tersebut.</p><p>Nyatanya, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita <em>Antara</em>, hasil <em>Munas Alim Ulama PPP</em> yang digelar di Hotel Patra Jasa Semarang itu belum memutuskan nama yang akan diusung sebagai cawapres dalam Pilpres 2019. "Munas ini tidak mengusulkan atau menyebutkan nama cawapres, tapi kriteria yang intinya sama seperti yang sudah menjadi keputusan DPP, yakni sosok yang mempunyai kapasitas dan kompetensi intelektual yang memadai, termasuk memahami persoalan-persoalan nasional," kata Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani seusai penutupan kegiatan itu.</p><p>Ia menjelaskan para alim ulama yang hadir pada munas melihat aspek mudarat dan manfaatnya terkait dengan penyebutan nama cawapres yang akan diusung partai berlambang kakbah itu. "Munas memandang belum saatnya untuk disampaikan sekarang karena kalau disampaikan sekarang akan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, akibatnya akan menimbulkan reaksi-reaksi dari parpol koalisi pendukung Pak Jokowi," ujarnya.</p><p>Para alim ulama PPP, sambung dia, berkomitmen bahwa nama cawapres tidak dilakukan dalam waktu dekat karena dinilai justru akan menimbulkan kegaduhan politik baru. "Penyebutan cawapres, kita sepakat setelah urusan pilkada selesai, maka forum permusyawaratan parpol lain, apakah mukernas atau rapimnas yang diperluas," katanya.</p><p>Ia mengakui pada <em>Munas Alim Ulama PPP</em> yang berlangsung dua hari di Hotel Patra Jasa Semarang itu ada yang mengusulkan untuk mendorong Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Gus Romi sebagai cawapres. "Tapi mayoritas berpendapat belum saatnya sekarang untuk menyebut nama cawapres karena itu harus tetap dimusyawarahkan dengan partai koalisi dan dengan Pak Jokowi sendiri," ujarnya.</p><p>PPP memandang kepemimpinan Republik Indonesia ke depan tetap perlu mempertahankan duet antara nasionalis dengan agamis, serta menolak paham-paham yang ingin mengganti empat konsensus bernegara.</p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya