SOLOPOS.COM - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bersama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi menyaksikan gladi bersih HUT ke-72 TNI di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Selasa (3/10/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A)

Elektabilitas Jenderal Gatot Nurmantyo menjelang Pilpres 2019 diprediksi bisa menggerus elektabilitas Prabowo.

Solopos.com, JAKARTA — Sejumlah pernyataan dan kebijakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo terkait isu sosial dan politik dinilai sebagai manuver untuk mengerek elektabilitasnya menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti berpendapat aktivitas Panglima TNI setahun terakhir telah jauh dari persoalan pertahanan dan keamanan yang menjadi domain TNI. Dia mencontohkan pendekatan Gatot terhadap kelompok kontra mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia, hingga pengadaan senjata ilegal.

“Mengambil pilihan isu-isu populer agar simpati publik tertumpuk padanya. Konteksnya soal kontestasi Pilpres 2019,” katanya dalam acara diskusi di Jakarta, Kamis (5/10/2017).

Ray mengungkapkan sejumlah hasil survei mengonfirmasi kegiatan Panglima TNI berkorelasi dengan elektabilitasnya. Selama 4 bulan, kata dia, suara keterpilihan Gatot naik 1% menjadi 2,8% atau nomor tiga di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Sebaliknya, kata dia, tren keterpilihan Jokowi dan Prabowo stagnan masing-masing berada pada kisaran 30%-45% dan 20%-30%. Ray berpendapat elektabilitas kedua kontestan Pilpres 2014 itu masih belum aman, apalagi bagi Jokowi sebagai petahana.

Melihat tren itu, tambah dia, Gatot berpotensi menjadi kuda hitam jika bahu-membahu bersama Prabowo berhadapan dengan Jokowi. Menurut Ray, Jokowi tidak mungkin melirik Gatot karena yang dia butuhkan bukan wakil militer, melainkan pasangan dari Islam moderat.

Apalagi, kalangan pemilih Prabowo dan Gatot beririsan, yakni kelompok Islam. Namun, dua tokoh militer itu tidak mungkin disandingkan sebagai pasangan calon presiden dan wapres. Prabowo diyakini legawa memberikan tiket pencalonan Koalisi Merah Putih kepada Gatot sehingga head to head dengan Jokowi dalam Pilpres 2019.

“Bacaan saya yang sedang digerus pemilihnya oleh Gatot bukan Jokowi, tetapi Prabowo. Tapi Jokowi juga ketar-ketir dengan aktivitas Gatot,” ujarnya.

Aktivis ’98 ini mengatakan Gatot berpotensi dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan. Apalagi, Ray melihat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu kerap blusukan dalam kapasitasnya sebagai pemimpin lembaga negara maupun parpol. “Tidak ada ketua parpol serajin Zukifli rajin turun ke bawah. Sama seperti yang dilakukan Gatot selama ini,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya