SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kubu Wapres JK mengisyaratkan menolak menjadi Ketua Timses Jokowi pada Pilpres 2019.

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo telah menyampaikan harapannya agar Wakil Presiden Jusuf Kalla dapat menjadi Ketua Tim Sukses Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2019 nanti. Namun, rupanya keinginan itu ditolak oleh kubu Wakil Presiden.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Istana Wakil Presiden menilai hal tersebut sulit dilakukan. Juru Bicara Wapres Husain Abdullah menyatakan menjelang Pilpres 2019, intensitas kegiatan politik akan tinggi namun pemerintahan harus tetap berjalan normal.

Sebagai Wakil Presiden, JK harus bertanggung jawab dalam bertugas untuk membantu Jokowi sukses dalam pemerintahannya.Artinya, JK harus memback-up tugas pemerintahan sampai akhir masa pemerintahannya di saat Presiden akan disibukkan dengan kegiatan politik.

“Artinya pak JK sebagai Wapres, tentu tidak elok kalau terlalu jauh, juga, terlibat dalam urusan kampanye. Apalagi sebagai ketua tim, katanya, Rabu (30/8/2017).

Malahan, menurut dia apabila JK masuk sebagai tim sukses pemenangan Jokowi pada 2019, akan ada stigma yang kurang mengenakan di mata publik. Pastilah, antara Jokowi dan JK ingin pemerintahan sampai masa akhir tetap berjalan baik dan mencapai target-target yang dicanangkan.

“Jadi menurut saya kurang tepat juga kalau pak JK mau dilibatkan [kampanye]. Mungkin maksudnya sebagai penghormatan. Oleh karena itu ini yang harus dipahami oleh pak Tjahjo dalam konteks itu. Dan pak JK kan negarawan,” jelasnya.

Sebelumnya, usulan tersebut terlontar saat Tjahjo ditanya wartawan seusai sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Selasa (29/8/2017). “Mungkin Pak JK tidak maju lagi, mungkin beliau akan siap menjadi ketua timsesnya [Jokowi],” katanya saat itu.

Kendati mengakui hanya sebagai pendapat pribadinya, usulan yang tepat sekali dilontarkan jelang tahun politik tersebut malah melempar banyak tanya. Ada anggapan bahwa PDIP sedang test the water.

JK memang akan berusia 78 tahun pada 2019 nanti atau usia yang dinilai terlalu matang untuk kembali ke kontestasi politik. Dia pun sudah menggaransi itu. Pada awal tahun, dia sempat mengutarakan keinginannya untuk pensiun pada 2019 nanti.

Kendati tidak akan maju, banyak pihak menilai posisi JK masih sangat penting untuk menentukan arah politik pada 2019. Tidak ada yang meragukan kemampuan utak-atik JK dalam soal politik.

Contoh yang paling gampang, kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta 2017 yang disebut-sebut ada JK di belakangnya. Apalagi, JK punya basis yang loyal sejak menjadi Ketua Umum Golkar pada 2004-2009.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya