SOLOPOS.COM - PM Denmark Lars Lokke Rasmussen (kanan) memberi Presiden Joko Widodo cendera mata berupa piringan hitam album Metallica dalam kunjungan kerja di Istana Bogor, Bogor, Selasa (28/11/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

CSIS memperingatkan elektabilitas Jokowi yang masih belum mencapai 60% bisa terpengaruh masalah internal Golkar.

Solopos.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies Philips Jusario Vermonte mengatakan dari hasil risetnya elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencapai 59,9%. Di sisi lain, persentase tersebut belum terlalu aman untuk menang mutlak di Pilpres 2019.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Menurutnya, Presiden Jokowi bisa terus mengatrol elektabilitas dengan sisa waktu sekitar 2 tahun ke depan. Syaratnya, Presiden Jokowi konsisten dengan janji saat kampanye di Pilpres 2014.

“Itu mempengaruhi evaluasi masyarakat terhadap kinerja Pak Jokowi. Terutama tiga hal yang menjadi fokus perhatian dan menjadi kebutuhan masyarakat, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur, dan itu saya kira dijalankan,” ujarnya, Senin (4/12/2017).

Di sisi lain, kata dia, Presiden Jokowi harus konsisten dengan menciptakan pemerintahan yang transparan dan jauh dari korupsi. “Itu menimbulkan kepercayaan di tengah masyarakat saya rasa, sehingga kalau itu bisa dijaga trust-nya bisa dijaga,” ujarnya.

Adapun terkait calon wakil presiden yang cocok untuk mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019, hal itu akan tergantung kebutuhan serta kesepakatan partai pengusung. “Masih lama, masih panjang, masih relatif cair. Masih saling hitung dan melihat peluang ke depan,” tuturnya.

Philips menilai elektabilitas Jokowi pun bisa terpengaruh masalah internal Partai Golkar sebagai salah satu pendukung pemerintahan. Situasi ini bisa terjadi jika partai beringin tidak menyelesaikan masalahnya dengan cepat.

Seperti diketahui, elektabilitas Partai Golkar belakangan ini merosot karena ketua umumnya, Setya Novanto, tersandung msalah korupsi. “Karena bagaimana pun Golkar bagian koalisi dari pemerintahan yang punya komitmen menjalankan program anti-korupsi,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya