SOLOPOS.COM - Joko Widodo dan Prabowo Subianto (JIBI/Antara/dok)

Solopos.com,JAKARTA — Lembaga survei Indo Barometer mengumumkan hasil pengumpulan data mengenai aspirasi publik tentang capres, cawapres dan tiga skenario yang kemungkinan terjadi pada hasil Pilpres 9 Juli nanti. Hasilnya, elektabilitas Jokowi-JK masih diatas Prabowo-Hatta.

Survei yang dilakukan pada 28 Mei hingga 4 Juni tersebut menempatkan Jokowi-JK dengan persentase 49,1%, berbanding 36,9% untuk Prabowo-Hatta.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Sementara itu, swing voters atau pemilih yang belum memutuskan mencapai 13,8%. Pemilih yang memutuskan tidak akan memilih mencapai 0,2%, yang merahasiakan 1,8%, dan yang tidak menjawab sebesar 1,4%.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indo Barometer, M Qodari menyebutkan ada tiga skenario yang akan terjadi setelah hasil Pilpres diumumkan nanti.

“Pertama, jika semua suara rahasia dan yang belum memutuskan memilih Jokowi-JK, maka pasangan ini menang,”katanya dalam konferensi pers di Jakarta, (17/6/2014).

Namun, jika semua suara rahasia dan pemilih yang belum memutuskan memilih Prabowo-Hatta, maka pasangan ini akan menjadi pemenang Pilpres.

“Terakhir, jika suara rahasia dan yang belum memutuskan terbagi rata, maka tetap Jokowi-JK yang menjadi pemenangnya,” katanya.

Hasil skenario pertama, suara Prabowo-Hatta akan mendapatkan 36,5%, Jokowi-JK 64,4%. Skenario kedua Prabowo-Hatta akan mendapatkan total 50% suara, sementara itu Jokowi-JK 49,9%. Dan skenario ketiga, akan menghasilkan angka 43,25% untuk Prabowo-Hatta, dan 56,65% untuk Jokowi-JK.

Menurut Qodari, hal tersebut tergantung banyak hal. Salah satunya kegiatan kampanye yang mungkin dapat menegaskan perolehan suara ini.

“Salah satu sebab yang dapat mengubah peta dukungan adalah sosialisasi calon kepada masyarakat. Baik iklan, berita, kampanye di tempat terbuka atau tertutup dan menghubungu pemilih melalui vote getter,” katanya.

Hal tersebut terlihat dari hasil survei yang menyatakan sebanyak 89,5% pemilih mengaku belum pernah dihubungi secara langsung oleh kedua pasangan calon untuk mensosialisasikan visi-misi pasangan. Yang menjawab pernah dihubungi sebanyak 7,2%, dan yang menjawab tidak tahu sebesar 3,3%.

Ditambah, visi misi dan program kedua calon dinilai tidak berbeda. Hanya sepertiga pemilih (38%) yang merasa calon presiden memiliki program yang spesifik. Sementara sepertiga lagi (37%) mengatakan capres memiliki program yang mirip. Sisanya, 24% pemilih tidak tahu.

“Sehingga, dengan menjelaskan kembali visi-misi secara spesifik, akan membantu kedua calon ini dalam mendapatkan suara yang belum memutuskan. Termasuk salah satu peluang Prabowo-Hatta dalam menipiskan selisihnya dengan memperjelas perbedaan program dengan Jokowi-JK” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya