SOLOPOS.COM - Ahmad Dhani dalam laman Spiegel Online (spiegel.de)

Solopos.com, SOLO — Bola panas kontroversi pengunggahan klip video Indonesia Bangkit oleh musisi Ahmad Dhani Prasetyo, Selasa (24/6/2014), terus bergulir. Kecaman datang dari berbagai kalangan lantaran Bos Republik Cinta Managemen ini menggubah lagu We Will Rock You milik band legendaris Queen tanpa izin.

Tak berhenti di situ saja, penampilan Dhani di video berdurasi dua menitan tersebut turut mengundang perhatian media Internasional. Dalam lagu yang melibatkan tiga bintang Indonesian Idol itu, Dhani mengenakan baju yang mirip dengan seragam pemimpin SS Nazi, Heinrich Himmler.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Reaksi keras yang ditujukan pesohor negeri kepada Dhani pun bertebaran di dunia maya. Mulai dari Anggun C. Sasmi, Glenn Fredly, hingga Melanie Subono, bersuara tak sependapat dengan cara Dhani mengolah kreativitas di jalur musik. Ironi pembajakan dan penggunaan simbol Nazi oleh musisi nasional tersebut turut direspons secara negatif oleh seniman Kota Bengawan.

Koreografer Eko Pece lantang menyebut apa yang dilakukan Ahmad Dhani sebagai tindakan yang mencoreng harga diri bangsa di mata internasional. “Di saat seniman Indonesia sedang tergopoh-gopoh mencari pengakuan di panggung internasional, sebagai public figure yang jadi panutan Dhani malah mempermalukan Indonesia,” tandas Eko, Kamis (26/6/2014).

Sebagai musisi bertangan dingin yang kerap mencetak hit di pentas musik nasional, menurut Eko tindakan penggunaan materi kreatif orang lain tanpa izin juga mencederai hak paten yang selama ini menjadi permasalahan bagi musisi di seluruh dunia. “Originalitas itu penting. Kalau ingin menggunakan karya orang lain, mereka izin. Apalagi pembajakan jadi momok buat musisi,” katanya.

Seniman yang baru saja menerima penghargaan budaya dari Pemerintah Jerman ini juga menuding langkah Dhani menggunakan atribut Nazi sebagai tindakan yang tidak sensitif karena membangkitkan trauma bagi keluarga korban. “Di Jerman sampai detik ini Nazi masih menjadi trauma besar. Kalau pun tujuannya untuk kampanye, kenapa harus memakai simbol pelanggaran hak asasi manusia berat,” ujar koreografer bernama asli Eko Supriyanto ini.

Selain Eko Pece, komposer Dedek Wahyudi juga menyayangkan Dhani yang tidak arif memilih konsep kreatif. “Sebagai musisi, saya kira dia sadar betul dengan konsekuensi penjiplakan. Barangkali tujuannya memang untuk mencari sensasi. Ini bisa jadi pelajaran buat seniman muda lain,” terang Dedek secara terpisah.

Komposer yang pernah menjajal sejumlah panggung musik kelas dunia ini mengungkapan sebagai musisi dirinya tak jarang mentok dengan ide kreatif hingga harus mencari rujukan karya orang lain. “Sebagai kreator harus pandai-pandai menyiasati. Kalau sebatas menjadi ilham boleh, tapi kalau sampai meniru ya jangan. Masak ngakunya musisi enggak bisa bikin karya yang bagus,” sindir Dedek.

Dhani yang menjadi bulan-bulanan di media sosial pun enggan meladeni tudingan yang dialamatkan kepadanya satu per satu. Lewat akun Twitter pribadinya @AHMADDHANIPRAST, Rabu (25/6), musisi berjenggot ini berkicau, “Kalo sy pake kalung bintang daud ,awam anggap sy Yahudi…klo sy pake seragam Nazi awam anggap sy Fasis…dasar awam tetep aja awam”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya