SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pilpres 2014 (JIBI/google/Indonesiarayanews.com)

Solopos.com, JAKARTA — PDI Perjuangan mengakui sudah mulai menyiapkan kabinet bayangan untuk proyeksi pemerintahan 2014-2019 jika memenangi Pilpres 2014. Langkah serupa juga dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sementara Partai Golkar, Demokrat, dan Hanura mengaku memilih menunggu hasil pemilu sehingga belum memikirkan soal kabinet bayangan.

Meski demikian, politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno menyebut sebenarnya tak hanya PDIP, parpol lain yang memiliki keinginan menang Pemilu 2014 dan Pilpres 2014 juga menyiapkan kabinet bayangan. “Saya dengar kalau Gerindra menang pemilu, Martin Hutabarat akan jadi Menkum HAM. Demikian juga kalau Golkar menang, Airlangga Hartanto akan masuk jajaran kabinet. PDIP tentu juga begitu meskipun masih disimpan,” kata Hendrawan, Jumat (28/2/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Hendrawan, justru aneh jika partai tidak menyiapkan kabinet bayangan, karena partai ikut pemilu adalah untuk berkuasa. “Kabinet PDIP akan mencerminkan nilai-nilai profesionalisme, punya kompetensi, mencerminkan kekompakan dan kebhinnekaan,” kata anggota Komisi VI DPR itu.

Meski demikian, Hendrawan mengatakan PDIP tidak akan sendiri mengisi pemerintahan, tentu koalisi terbuka lebar bagi semua parpol. “Tidak berarti semua diborong oleh PDIP, itu terlalu dini. Tapi sebagai parpol di mana parpol adalah wadah pengaderan menyiapkan kader untuk mengisi posisi-posisi [pemerintahan] ke depan,” ujarnya.

Soal nama yang belum masuk proyeksi pemerintahan ala PDIP. “Yang kunci-kunci itu kewenangan Bu Ketum,” jawabnya. “Sedangkan Mbak Puan Maharani masih disimpan sebagai kartu truf yang akan dimainkan kemudian,” imbuh Hendrawan.

Lalu, apakah Jokowi yang dipastikan memimpin armada pemerintahan 2014-2019? “Soal capres-cawapres itu kewenangan Ketum,” ucapnya singkat.

Jokowi sendiri yang hampir pasti jadi capres PDIP tak tahu soal penyusunan kabinet versi PDIP. “Kabinet bayangan? Apa ta? Saya enggak tahu menahu soal kabinet-kabinet bayangan ini,” kata Jokowi, Jumat.

Jokowi mengaku tak tahu dan tak pernah diajak berdiskusi tentang penyusunan kabinet tersebut. “Enggak pernah ada diskusi soal itu. Tanya ke partai soal itu,” ungkapnya.

Tak hanya PDIP yang punya kabinet bayangan atau proyeksi kader di pemerintahan, ternyata PKS juga punya. Partai berlambang bulan sabit kembar ini sudah memiliki bayangan kabinet jika nantinya menang Pemilu 2014. “Kami sangat dukung dan setuju ide kabinet bayangan,” kata Ketua Bidang Humas DPP PKS, Mardani Ali Sera.

Menurutnya, kabinet bayangan penting untuk mengetahui keseriusan partai memenangkan pemilu. Meski pada nantinya penguasa kabinet akan ditentukan hasil pemilu. Mardani mengatakan PKS juga sudah menyiapkan kabinet bayangan, hanya tidak mengisi semua kementerian. Melainkan hanya memproyeksikan untuk tiga sampai empat kementerian.

“Sudah diplot siapa menkeu, siapa menlu, menteri BUMN, menteri ESDM. Kami 85% S1 dan ada 300-an doktor. Jadi relatif mudah walau PKS enggak akan ambil semua. Kami siapkan 3-4 portofolio, sisanya profesional, partai lain atau dari komunitas yang punya kapasitas,” lanjutnya.

Lalu seperti apa gambaran kabinet bayangan PKS? “Saya melihat Sohibul Iman Menkeu, Muzammil Menkum HAM karena integritasnya luar biasa. Hidayat Nur Wahid Menkopolhukam karena diterima banyak komunitas. Fahri Kemenkum HAM tapi repot, mungkin dia Kemenpora karena dia luar biasa,” papar Mardani.

Sebaliknya, Golkar tak mau ikut-ikutan membuat kabinet bayangan. “Saya ucapkan selamat kepada PDIP, dan terhadap tokoh-tokoh yang disebut sebagai shadow cabinet. Saya kira tokoh-tokohnya baik-baik semua,” kata ketua DPP Golkar, Priyo Budi Santoso di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat.

“Hanya Partai Golkar tidak mau ikut-ikutan untuk mengumumkan kabinet, karena kami mengkhawatirkan itu justru akan dinilai sebagai ndhisiki kersa [mendahului takdir],” imbuhnya.

“Golkar enggak akan bikin itu. Kalau bikin pada saatnya setelah ketahuan di Pileg dan Pilpres,” ujar wakil ketua DPR itu.

Di tempat terpisah, peserta konvensi capres Partai Demokrat, Marzuki Alie, menilai Partai Demokrat tak perlu mengikuti langkah PDIP. Menurut Marzuki, PD tidak akan mengikuti jejak PDIP untuk menyusun kabinet bayangan. “Kami tidak mau, kami sebagai incumbent tidak enak lah,” kata pria yang menjabat sebagai Ketua DPR ini.

Sementara itu Hanura yang sudah mendeklarasikan capres dan cawapres, juga merasa tak butuh kabinet bayangan. “Kami sih enggak usah sejauh itu ada kandidat bayangan. Hanura fokus pemilu dan persiapkan kemenangan Win-HT di Pilpres,” kata ketua Fraksi Hanura, Syarifudin Sudding dalam jumpa pers di kantornya Gedung DPR.

Menurut Sudding, susunan kabinet dengan sendirinya terisi jika partai sudah memenangkan pilpres. “Hanura tujuannya untuk kemajuan bangsa, ketika diberikan kesempatan memimpin bangsa, saya kira orang-orang profesional untuk membantu presiden, bukan orang parpol,” ujarnya.

Sudding juga mengatakan, kader-kader Hanura dipersiapkan untuk mengisi parlemen saja konteks ide dan gagasan pemerintah. Jadi tidak di kabinet. “Saya kira [kabinet bayangan] enggak punya pengaruh apa-apa, masyarakat sudah cerdas apakah sosok ini punya integritas, kapabilitas untuk memimpin bangsa ke depan,” ucapnya soal parpol yang sudah menyusun kabinet bayangan.

Sedangkan Gerindra menyindir langkah PDIP yang menyusun kabinet bayangan. “Kami menghargai keseriusan PDIP membentuk kabinet bayangan. Itu bisa dijual dalam pemilu legislatif yang akan datang,” kata anggota Dewan Pembina Gerindra, Martin Hutabarat, Jumat.
Gerindra tak akan latah meniru langkah PDIP yang telah mengumumkan kabinet bayangannya. Partai berlambang kepala burung Garuda itu masih fokus bersiap menyambut Pemilu 2014.
“Kami menganggap masih terlalu prematur bagi partai untuk mengumumkan kabinet bayangan,” ujar anggota Komisi III DPR ini.

Martin mengatakan Gerindra pada waktu yang tepat juga akan menyusun kabinet bayangan. Namun kabinet yang disusun akan lebih banyak diisi kalangan profesional. “Kalau pun kami umumkan kabinet bayangan, itu akan diisi orang-orang profesional. Orang yang sudah memiliki rekam jejak ahli di bidangnya, serta memiliki kejujuran dan bersih. Kabinet yang akan datang haruslah kabinet profesional,” kata Martin. (JIBI/Solopos/Detik/Antara)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya