SOLOPOS.COM - Joko Widodo (JIBI/Solopos/Antara/dok)

Solopos.com, JAKARTA — Banyak yang mempertanyakan mengapa investor asing berharap Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo alias Jokowi, menjadi presiden. Indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah langsung menguat begitu PDIP mengumumkan mandat Megawati Soekarnoputri kepada Jokowi untuk menjadi capres. Sebaliknya, IHSG melemah begitu melihat hasil quick count perolehan suara PDIP jauh di bawah target 27%.

Managing Director Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, melalui artikelnya yang diterbitkan Bisnis Indonesia, Senin (14/4/2014), mengungkapkan investor percaya Jokowi bakal menjadi presiden. Mereka berharap Jokowi mampu melakukan perubahan radikal bagi perekonomian Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, mereka juga tahu jalan yang dihadapi Jokowi tidak mudah mengingat fragmentasi politik di DPR nantinya. Menurut Fauzi, sebenarnya investor asing sudah pesimistis dengan iklim investasi di Indonesia. Untungnya pada 2014, sentimen terhadap Indonesia sudah membaik.

“Pada awal April, saya bertemu dengan lebih dari 20 lembaga investor (saham dan SUN) di Singapura untuk membahas pemilu di Indonesia. Umumnya sentimen investor mengenai Indonesia telah membaik. Pada 2013 investor cenderung pesimistis, karena kurs rupiah melemah dari 9.700 per US$ ke 12.200 dan IHSG dari 4.317 ke 4.274,” tulisnya.

Menurut Fauzi, pada akhir 2013, investor SUN bahkan telah memperkecil porsi investasi (underweight) di Indonesia dan memperbesar porsi (overweight) di Rusia dan Turki, yang dianggap memiliki prospek lebih baik. Namun sejak awal 2014 pasar modal Rusia dan Turki justru terpuruk, sementara rupiah dan IHSG sempat menguat ke 11.250 per US$.

“Penguatan IHSG sebesar 15% [sampai 8 April 2014] adalah yang kedua terpesat [setelah Vietnam] di Asia. Akibatnya, banyak investor yang mencoba memperkecil kerugian mereka dengan membeli saham dan SUN Indonesia, apalagi indiKator makro Indonesia mulai positif,” tulis Fauzi.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan stabil di angka 5,5% hingga 5,8% selama 2014 atau di atas pertumbuhan ekonomi dunia yang berkisar 3,5%. Sementara itu, negara-negara lain yang juga menggelar pemilu dinilai lebih rawan konflik daripada Indonesia. Itulah mengapa para investor berharap pada Indonesia dengan catatan Jokowi mampu melakukan perubahan ekonomi dan politik Indonesia.

“Bagi mereka hanya ada tiga risiko yang bisa mengubah optimisme ini. Pertama, Jokowi diasasinasi. Kedua, PDIP menarik kembali dukungannya terhadap Jokowi sebagai capres. Ketiga, peraihan kursi di DPR oleh PDIP jauh di bawah target sehingga terjadi fragmentasi komposisi DPR yang bisa menyulitkan pembentukan pemerintah koalisi dan implementasi kebijakan nantinya. Risiko ketiga telah menjadi kenyataan pasca-pileg dan akibatnya pasar finansial Indonesia terpuruk.”

Fauzi pun mengaku telah berkomunikasi dengan para investor di London dan Singapura tentang harapan mereka di Indonesia. Harapan pertama adalah PDIP berkoalisi dengan partai peraih suara besar lainnya (Golkar dan Gerindra) untuk memastikan pemerintahan yang kuat. Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi telah mencoba mencari dukungan Partai Golkar meskipun hanya mendapat kepastian dukungan parlementer (di DPR).

“Bagi investor, koalisi 3-4 partai besar (yang menguasai lebih dari 51% kursi DPR) lebih efektif dibandingkan koalisi 5-6 partai seperti pemerintah sekarang.”

Harapan kedua adalah Jokowi mengusung cawapres yang rekam jejaknya diakui secara nasional dan internasional. “Investor menanyakan pula apakah cawapresnya ditentukan oleh Jokowi atau Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri. Khususnya siapa yang memiliki ‘veto power’,” tulis Fauzi.

Para investor juga ingin tahu seperti apa tim ekonomi Jokowi nantinya. Mereka merespons positif kabar bahwa Jokowi berpeluang merangkul orang-orang seperti Jusuf Kalla, mantan Menkeu Sri Mulyani Indrawati, dan Gubernur BI Agus Martowardojo. “Mereka berharap tim ekonomi Jokowi lebih teknokratis dibanding politis.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya