SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO—Momen pelantikan pengurus RT-RW di Kota Solo disinyalir menjadi ajang kampanye yang menguntungkan salah satu calon presiden (capres) tertentu. Di sejumlah acara pelantikan, Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mendorong pengurus RT-RW agar mendukung Joko Widodo (Jokowi) dalam konstelasi pilpres.

Dugaan penggiringan dukungan ini salah satunya terjadi di pelantikan pengurus RT-RW se-Kecamatan Banjarsari di Grha Sabha Buana, Selasa (10/6) malam. Di depan seribuan Ketua RT dan RW, Wali Kota memaparkan sosok Jokowi yang telah tujuh tahun delapan bulan menahkodai Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saat ini sahabat, mantan Wali Kota Solo, baru bertarung dalam pilpres. Tidak ada salahnya kita berikan dukungan dan doa restu,” ujarnya sambil disambut tepuk tangan peserta acara.

Ekspedisi Mudik 2024

Tak hanya sekali Wali Kota mencoba mendorong ketua RT-RW agar memilih salah satu capres. Lelaki yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Solo ini pun diduga menggiring pilihan saat pelantikan ketua RT-RW se-Kecamatan Pasar Kliwon, Jumat (6/6/2014). Dalam kesempatan itu, Rudy mengatakan akan lebih baik jika warga Solo memilih capres yang berasal dari Solo.

“Kita itu wong Solo, pernah dipimpin dan jadi warganya. Sudah banyak yang diperbuat. Kalau milih dari Solo, itu kan luwih apik. Saya enggak kampanye hlo ini,” tuturnya.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Solo, Sri Sumanta, menilai ajakan memilih capres tertentu dalam acara seperti pelantikan RT-RW merupakan kampanye terlarang. Pihaknya menegaskan kegiatan itu semestinya menjadi forum netral lantaran diiniasi Pemkot. Sumanta juga menyoal keterlibatan Rudy dalam upaya penggiringan opini tersebut. “Pak Rudy hadir atas nama Wali Kota, bukan atas nama Ketua DPC atau pribadi. Ini acara resmi Pemkot,” cetus dia.

Pihaknya mengaku sudah lama menduga kegiatan pelantikan tersebut bakal ditunggangi kepentingan politik tertentu. Sumanta mengatakan proses pemilihan pengurus RT-RW baru sebenarnya telah rampung Januari. Sebelumnya, Pemkot menargetkan pelantikan paling lambat pekan ketiga bulan Mei. “Dengan diundurnya pelantikan, anggapan nuansa politis bisa saja terjadi.”

Pihaknya segera mengklarifikasi Wali Kota terkait dugaan kampanye terselubung tersebut. Apabila terbukti, Panwaslu akan mengirim surat teguran dan peringatan secara administratif.

Dikonfirmasi, Wali Kota menampik melakukan kampanye terselubung dalam pelantikan RT-RW. Lelaki berkumis ini mengaku hanya meminta doa restu warga untuk pencapresan Jokowi. “Kalau mau ditafsirkan seperti itu (kampanye) ya silakan saja,” ucapnya. Rudy mengakui sempat ditegur Panwaslu ihwal sambutannya di Pasar Kliwon. “Ya saya jawab saja saya ini pejabat politis, bukan PNS. Jadi di luar jam dinas kampanye ning endi-endi oleh,” kata Rudy.

Lebih jauh, Wali Kota membantah mundurnya pelantikan dikaitkan dengan konstelasi pilpres. Menurut Rudy, proses administrasi pengurus RT-RW baru rampung seluruhnya bulan April. Dia mengatakan ada keterlambatan proses di salah satu kelurahan sehingga menyebabkan keseluruhan pelantikan mundur.

“SK-nya kan kesatuan, tidak bisa susulan. Kalau molor satu ya lainnya menyesuaikan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya