SOLOPOS.COM - Pramono Edhie Wibowo (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Rumor dipasangkannya Aburizal Bakrie dengan Pramono Edhie menyisakan tanda tanya. Untuk apa konvensi capres Partai Demokrat dilakukan?

Pasalnya, nama Pramono Edhie bukanlah pemenang dalam konvensi capres Partai Demokrat yang melibatkan tiga lembaga survei, yakni LSI, Populi dan Markplus. Sebelumnya, tiga lembaga survei tersebut menetapkan Dahlan Iskan sebagai pemenang konvensi dengan perolehan suara yang jauh meninggalkan pesaing terdekatnya.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Dalam survei yang dilakukan LSI, Dahlan memperoleh 17,5% suara total, sementara dua pesaing terdekatnya, yakni Pramono Edhie dan Marzuki Alie sama-sama mendapatkan 4.3% suara total. Sementara survei Populi Center, Dahlan Iskan memperoleh 23% suara total, Marzuki Alie 6% suara total dan Gita Wirjawan 3.9% suara total. Terakhir, dalam survei Markplus, Dahlan Iskan memperoleh 18.7%, diikuti Gita Wirjawan 2.5%, dan Marzuki Alie 1.9%.

Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, berpendapat jika pasangan tersebut benar-benar diajukan, maka Partai Demokrat tidak menghargai riset akademik dan mengabaikan suara rakyat.

“Jika kedua pasangan ini pasti, maka Demokrat tidak menghargai riset-riset akademik. Demokrat tidak menghargai hasil survei yang berarti pilihan rakyat seolah-olah diabaikan,” kata Emrus saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (17/5/2014).

Efek terburuknya, menurutnya, pemasangan dua calon yang tidak memperhatikan hasil konvensi ini akan membuat opini publik mengarah pada persepsi yang liar. “Jangan dipaksakan jika tidak memiliki elektabilitas. Jangan salahkan orang nanti punya persepsi liar terhadap kedua calon ini. Orang-orang mungkin akan berpikiran ada nepotisme disini,” katanya.

Sebagai catatan, Pramono Edhie merupakan ipar Presiden yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhuyono (SBY). Meski demikian, menurut Emrus, seharusnya Partai Demokrat  memperhatikan hasil survei konvensi ini untuk memantapkan posisi Demokrat-Golkar agar lebih kuat.

“Hasil konvensi itu menyiratkan nilai jual Dahlan Iskan paling tinggi, seharusnya Demokrat mengusung Dahlan. Karena logikanya, agak sulit untuk mendongkrak nilai jual calon lain yang tidak menjual dengan biaya, tenaga dan waktu yang sempit,” ujarnya.

Sementara itu, menurut pengamat politik Sigma, Said Salehudin, konvensi itu hanya bentuk akal-akalan dari petinggi Partai Demokrat karena akhirnya ipar Ketua Umum tersebut yang akan dimajukan. “Konvensi itu cuma akal-akalan SBY saja. Ujung- ujungnya iparnya juga yang akan dimajukan. Jelas itu praktik kkn ala keluarga cikeas, ” katanya.

Berikut Hasil Survei Konvensi Partai Demokrat:

Lembaga Survai Indonesia (LSI):
Dahlan Iskan: 17,5 persen
Pramono Edhie: 4,3 persen
Marzuki Alie: 4,3 persen
Gita Wirjawan: 2,8 persen
Anies Baswedan: 2,4 persen
Ali Masykur Musa: 1,5 persen
Hayono Isman: 0,6 persen
Irman Gusman: 1,5 persen
Sinyo Sarundajang: 1,1 persen
Endriartono Sutarto: 0,7 persen
Dino Patti Djalal: 0,4 persen

Lembaga Survei Populi Center:
Dahlan Iskan: 23,0 persen
Pramono Edhie: 3,4 persen
Marzuki Alie: 6,0 persen
Gita Wirjawan: 3,9 persen
Anies Baswedan: 2,9 persen
Ali Masykur Musa: 3,4 persen
Hayono Isman: 1,2 persen
Irman Gusman: 1,2 persen
Sinyo Sarundajang: 1,1 persen
Endriartono Sutarto: 0,5 persen
Dino Patti Djalal: 0,5 persen

Hasil Survei Markplus:
Dahlan Iskan: 18, 7 persen
Pramono Edhie Wibowo: 1,7 persen
Mrzuki Alie: 1,9 persen
Gita Wirjawan: 2,5 persen
Anies Baswedan: 1,4 persen
Ali Masykur Musa: 0.8 persen
Hayono Isman: 0,2 persen
Irman Gurman: 1,2 persen
Sinyo Sarundajang: 0,7 persen
Endriartono Sutarto: 0,2 persen
Dino Patti Djalal: 0,1 persen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya