SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI–Pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 di Kabupaten Boyolali diwarnai berbagai kasus pelanggaran. Salah satunya, tiga anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) Dukuh Krangkeng, Desa Karangjati, Kecamatan Wonosegoro, yang tertangkap tangan lantaran membagi-bagikan contoh kartu Indonesia sehat dari salah satu pasangan capres-cawapres, Selasa (8/7/2014) malam.

Mereka akhirnya diberhentikan dan diganti. Menurut anggota Panwascam Wonosegoro, Muh. Tajudani saat dimintai konfirmasi, Rabu (9/7), mengatakan, Selasa malam tersebut, selepas salat tarawih, pihaknya mendapat informasi adanya pembagian contoh kartu Indonesia sehat kepada sejumlah warga yang dilakukan oleh KPPS yang bersangkutan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Warga dijanjikan jika capres nomor urut dua terpilih, mereka bakal mendapat kartu itu,” ungkap Tajudani.

Ekspedisi Mudik 2024

Tiga KPPS tersebut kemudian dipanggil dan dimintai klarifikasi terkait perbuatan mereka. Menindaklanjuti laporan tersebut, Panwascam Wonosegoro segera mengadakan rapat pleno bersama Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) setempat, termasuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boyolali, Selasa malam tersebut.
“Melalui pleno diputuskan tiga anggota KPPS tersebut dipecat dan diganti,” ungkapnya.

Hal tersebut dibenarkan ketua KPU Boyolali, Siswadi Sapto Harjono, ketika dihubungi melalui ponselnya, Rabu (9/7/2014).

“Ketiganya sudah diberhentikan dan diganti sehingga saat pelaksanaan Pilpres, Rabu, tidak mengganggu jalannya coblosan,” kata Siswadi.

Sementara kasus dugaan pelanggaran lainnya, terkait dugaan praktik politik uang atau money politics yang terjadi di Dukuh Geneng, Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, Selasa. Menurut informasi yang diperoleh Espos, Rabu, salah seorang kader PDIP Boyolali, BY, diduga melakukan politik uang dengan menyerahkan amplop kepada Agus Maulana Solikhin, yang merupakan relawan Prabowo-Hatta.

Dilaporkan, BY memberikan amplop tersebut dengan menyampaikan agar mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Jokowi-JK. Karena penasaran Agus kemudian membuka isi amplop tersebut dan di dalamnya ternyata berisi dua lembar uang Rp10.000. Agus lalu melaporkan kejadian tersebut kepada Suwaldi di Posko Relawan Prabowo-Hatta, dan diteruskan laporan kepada Panwascam Banyudono.

Dihubungi melalui ponselnya, ketua Panwascam Banyudono, Amin, membenarkan adanya laporan tersebut. Menindaklanjuti laporan itu, Amin mengatakan pihaknya telah memanggil pelapor dan pelaku untuk dimintai klarifikasi, Selasa lalu. Amin mengungkapkan menurut keterangan pelaku saat dimintai klarifikasi, pelaku mengaku tidak merasa memberikan amplop berisi uang tersebut.

“Namun sejauh ini kami belum bisa mengambil kesimpulan. Barang bukti sejauh ini sudah kami amankan,” terangnya.

Selain klarifikasi, Amin mengatakan pihaknya juga sudah melaporkan hal itu kepada Panwaslu Boyolali. Hal itu juga dibenarkan anggota Panwaslu Boyolali, Puspaningrum.

“Sejauh ini sudah dimintai klarifikasi,” kata Puspaningrum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya