SOLOPOS.COM - Hanafi Rais (JIBI/Dok)

Solopos.com, JOGJA — Kejadian tidak menyenangkan dialami oleh dua orang staf pelaksana teknis Badan Pengawas Pemilu Daerah Istimewa Yogyakarta (Bawaslu DIY) saat mengantarkan surat undangan panggilan klarifikasi ke rumah Amien Rais, Jl. Pandeyan, Sawitsari, Condongcatur, Sleman. Akan tetapi, kabar tersebut dibantah Hanafi Rais

Hal itu terjadi pada Jumat (27/6/2014) sekitar pukul 13.30 WIB. Saat itu, Syariful dan Ahmad Amri Hasan, dua orang staf pelaksana teknis Bawaslu DIY, datang dan mengaku mengantarkan surat. Namun keduanya mengaku mendapatkan kata-kata tidak mengenakkan yang membuat mereka memilih buru-buru pulang seusai mengantarkan surat tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saat itu, ada tiga orang yang saya lihat. Dua laki-laki satu perempuan. Salah satunya mirip Hanafi Rais. Saya juga merasa salah, saya duduk sebelum dipersilahkan, kemudian salah satu dari mereka mengatakan ‘Jangan duduk di situ, itu tempat duduk saya’,” ujar Syariful, Sabtu.

Belum selesai sampai di situ, Syariful kembali mendapatkan kalimat tidak menyenangkan. “Motornya jangan di situ, di situ tanah saya, di luar sana,” lanjut Syariful menirukan ucapan orang itu. “Saya jengkel, tapi mau bagaimana, namanya tugas negara,” kisah Syariful lagi.

Syariful menerangkan, pada saat itu, mereka mengantarkan dua surat panggilan. Satu surat ditujukan kepada Amien Rais dan satu lagi untuk Hanafi Rais ke satu lokasi pengiriman. Sementara itu, staf Bawaslu DIY lainnya, Ahmad Amri Hasan, mendapatkan pengalaman yang tidak jauh berbeda.

“Waktu tahu kami dari Bawaslu [DIY], saya diminta mendekat. Surat diambil, kemudian dibaca. Setelah tahu itu surat panggilan klarifikasi, marah-marah. Kemudian saya dengar juga ada yang mengatakan, ‘Ini tanah saya, Rp1 milyar kalo kamu tahu’,” ujar Amri, dalam kesempatan yang sama.

Selanjutnya mereka memilih buru-buru pergi dan dipesankan untuk tidak langsung masuk ke teras rumah bila belum diizinkan masuk. “Jengkel, apalagi mereka kan tokoh berpendidikan,” keluh Amri.

“Hal tersebut, menurut kami sangat tidak pantas, karena mereka menjalankan tugas yang resmi dari lembaga yang resmi. Apalagi mereka baru mendapatkan panggilan untuk klarifikasi, tak selayaknya disikapi arogan dan defensif seperti itu,” komentar Sri Rahayu Werdiningsih dari Divisi Hukum dan Penindakan Bawaslu DIY.

Sementara itu, Hanafi Rais yang ditemui di kantor Bawaslu menyayangkan munculnya pemberitaan yang menyudutkan pihaknya. “Pertama, saya mengetahui kabar tersebut dari berita online. Setelah saya baca, saya menemukan banyak kejanggalan. Apakah benar kurir yang mengantar surat panggilan tersebut, benar-benar datang ke kediaman Amin Rais? Kedua, ada orang yang mirip saya, dianggap adik saya. Hal yang tidak jelas seperti ini kenapa diumbar? Husein Idol juga mirip saya, tapi bukan adik saya,” ujar Hanafi Rais, Minggu (29/6/2014).

Akan tetapi, Hanafi mengiyakan bahwasanya ia telah menerima surat tersebut dari asisten pribadinya. Dan menjelaskan posisi tepat kediaman ia dan sang ayah. “Pokoknya, kalau rumah Pak Amien Rais itu yang ada pos satpamnya, kalau rumah saya yang sebelah pojok. Di hari yang dimaksud (Jumat, 27/6/2014), saya sedang tidak ada di tempat. Intinya, berita ini lebay,” tegas Hanafi di hadapan wartawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya