SOLOPOS.COM - Presiden SBY (JIBI/dok)

Solopos.com, JAKARTA — Admin Website www.setkab.go.id membantah isi pesan singkat (SMS) yang beredar melalui telepon selular (handphone/hp), bahwa sebagaimana dikutip dari setkab.go.id, Minggu (6/4/2014), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendukung pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi).

“Itu pasti tidak benar. Tidak pernah ada berita seperti itu, berita kita sangat proporsional menyampaikan apa yang disampaikan Presiden SBY dalam program “Isu Terkini” yang ditayangkan melalui kanal Youtube http://www.youtube.com/watch?v=IPrMFRzWyjQ, Sabtu (5/4),” kata Eddy Soetjipto, admin www.setkab.go.id,  sebagaimana dilansir situs tersebut,  Rabu (9/4/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Eddy mengaku terkejut dengan plintiran berita “SBY Bicara Soal Keraguan Rakyat Pada Jokowi, dan Ketakutan Jadi Presiden Muda Didikte” (http://setkab.go.id/berita-12674-sby-bicara-soal-keraguan-rakyat-pada-jokowi-dan-ketakutan-jadi-presiden-mudah-didikte.html ) dalam SMS berantai yang berubah menjadi seolah-olah pernyataan dukungan SBY kepada Jokowi.

Ia lantas mengutip kembali berita yang dimuat setkab.go.id, Minggu (6/4/2014) itu, bahwa SBY mengaku, ia juga mendengar keraguan rakyat perihal apakah Jokowi betul-betul siap dan mampu untuk memimpin negeri ini dalam waktu dekat.

Presiden SBY menilai, yang paling baik rakyat tidak perlu buru-buru sudah menganggap Jokowi tidak mampu. Tetapi sebaliknya, menurut SBY, Jokowi kalau mendengar apa yang hidup di kalangan rakyat itu, ya bisa menyampaikan pikiran-pikirannya, solusi-solusinya, kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan bangsa yang begitu kompleks.

“Dengan cara beliau menyampaikan itu, berdebat disana-sini, rakyat akan tahu apa yang dimiliki oleh Pak Jokowi dan dimiliki oleh capres-capres yang lain. Dengan demikian, pada saatnya nanti akan bisa menentukan siapa yang dianggap paling baik dan paling tepat untuk menjadi Presiden setelah saya nanti,” tutur SBY.

Adapun terhadap kekhawatiran rakyat, bahwa bila Jokowi jadi Presiden akan mudah didikte oleh pihak lain, Presiden SBY mengemukakan, tidak keliru rakyat punya harapan seperti itu.

Karena itu, lanjut SBY, menjadi tantangan bagi Jokowi atau siapapun yang akan terpilih menjadi Presiden nanti, jangan mau didikte oleh siapapun, apalagi katanya pemilik modal, atau pihak-pihak tertentu, apalagi pihak asing.

SBY menyebutkan, selama 10 tahun ia menjadi Presiden tidak ada yang bisa mendikte. Siapapun. “Itu amanat saya. Itu sikap saya, meskipun saya diawasi oleh DPR, oleh lembaga-lembaga negara, dan rakyat.”

Presiden menegaskan, tidak ada yang boleh mengontrol dan mendikte pikiran seorang Presiden dalam pengambilan keputusan atau dalam bersikap, baik itu urusan dalam negeri maupun untuk urusan luar negeri. “Oleh karena itu, ini jadi tantangan dan harapan saya. Tentu pengganti saya nanti betul-betul mendengarkan apa yang hidup di kalangan rakyat sekarang ini,” pesan SBY.

Jadi, tegas Eddy, sama sekali tidak ada satu kalimat pun, baik tersirat maupun tersurat dalam berita tersebut yang bisa ditafsirkan sebagai pernyataan dukungan Presiden SBY terhadap pencalonan Jokowi sebagai presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya