SOLOPOS.COM - Bambang Widjojanto (JIBI/Solopos/Antara/dok)

Solopos.com, JAKARTA– Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto mengklarifikasi pernyataan capres Prabowo Subianto yang mengutip pernyataan Ketua KPK Abraham Samad terkait kebocoran uang negara Rp7.200 triliun.

Bambang mengungkapkan, bahwa pernyataan Abraham Samad yang dimaksud sebenarnya bukanlah mengarah pada kebocoran uang negara, melainkan mengenai potential revenue.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

“Terus terang, saya agak kaget mendengar hal [kebocoran] tersebut, setelah dicek ternyata itu disampaikan waktu pertemuan di PDIP, tetapi yang dimaksud Pak Ketua [Samad] adalah potential revenue,” kata Bambang kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/6/2014).

Menurutnya, potential revenue yang dimaksud Samad adalah mengenai pendapatan yang bisa diraih oleh negara hingga mencapai Rp7.000 triliun, apabila aset-aset migas yang ada di Indonesia bisa dinasionalisasi.

Dia menjelaskan bahwa potential revenue itu misalnya bisa dilihat dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) atau Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

“Jadi jelas yang dimaksud itu bukan kebocoran, kalau kebocoran itu kan ada dana terus bocor,” ujarnya.

Lebih lanjut, Bambang mengungkapkan pihaknya telah bekerjasama dengan sejumlah pihak terkait untuk melakukan kajian dalam mencegah bocornya penerimaan negara yang berasal dari kekayaan alam di Indoesia.

“Sebenarnya KPK sudah masuk ke sektor revenue, jadi salah kalau ada anggapan yang bilang kita belum masuk ke ranah itu, kita telah menyelamatkan barang milik negara (BMN) dari potensi kebocoran.”

KPK, lanjutnya, telah membantu Kementerian Keuangan memetakan kekayaan negara berada dimana saja. Selain itu, dari hasil kajian, KPK mengklaim telah menyelamatkan uang negara sebesar Rp250 triliun.

Sebelumnya, dalam rapat kerja nasional (Rakernas) PDIP di Jakarta, pada 7 September 2013 lalu, Ketua KPK Abraham Samad mengungkapkan negara bisa meningkatkan potensi pendapatan hingga Rp20.000 triliun pertahun, apabila tata kelola energi dilakukan dengan benar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya