SOLOPOS.COM - Administratur Perum Perhutani KPH Jombang, Mukhlisin, memberikan penjelasan tentang Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) yang merupakan program prioritas Perum Perhutani, kepada Tim Ekspedisi Pangan 2022 Solopos Media Group (SMG), Kamis (20/10/2022). (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, JOMBANG — Perum Perhutani menetapkan wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH Jombang), Jawa Timur (Jatim), sebagai salah satu pilot project program Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) pada 2021.

Wilayah KPH Jombang yang digunakan untuk program ATM seluas 387 hektare. Selang setahun berjalan, program ATM di KPH Jombang telah berhasil memberikan kontribusi pendapatan untuk negara sebesar Rp15 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pendapatan itu didapatkan dari hasil panen tebu dalam satu masa tanam 2021/2022.

Administratur KPH Jombang, Mukhlisin, saat berbincang dengan Tim Ekspedisi Pangan 2022 Solopos Media Group (SMG), Kamis (20/10/2022) sore, menjelaskan program ATM tersebut merupakan salah satu dari sembilan program strategis dari Perum Perhutani.

Ekspedisi Mudik 2024
agroforestry tebu KPH Jombang
Wilayah agroforestry tebu Perum Perhutani KPH Jombang, Jawa Timur. (Solopos.com/Kurniawan)

Baca Juga: Sakjose, Agroforestry Tebu di Jombang Sumbang Rp15 Miliar untuk Negara 

Program itu merupakan upaya mengoptimalisasikan lahan kawasan hutan yang awalnya tidak produktif agar menjadi produktif.

Tujuan atau target akhir dari program tersebut mendorong terwujudnya swasembada pangan nasional dari komoditas gula.

Di KPH Jombang, lahan hutan yang digunakan untuk program ATM berada di wilayah Kabupaten Jombang dan Nganjuk.

Baca Juga: Mantap! Minyak Kayu Putih Woles Asal Boyolali Curi Perhatian Ganjar-Jokowi

“Tahun ini tebu yang kita tebang untuk bahan baku tebu yang dikirim ke pabrik gula 347 hektare. Sisanya kami pakai untuk benih,” ujar dia.

Penggunaan sebagian tanaman untuk pembenihan menurut Mukhlisin lantaran program itu terus berlanjut tahun ini.

Sejak ditetapkan sebagai pilot project ATM tahun lalu, saat ini baru sekali dilakukan panen tebu. Hal itu karena masa tumbuh tanaman itu selama sembilan sampai 11 bulan.

Baca Juga: Mengintip Canggihnya Penggilingan Padi Modern Sragen, Ada 3 Tandon Raksasa

Mukhlisin melihat program ATM di KPH Jombang sangat potensial dilihat dari kontribusi pendapatan yang diperoleh. Belum lagi kontribusi produksi tebu.

Tapi karena dilakukan di kawasan hutan, dia mengatakan, ada aspek-aspek ekologi yang harus dijaga dalam penerapan program ATM.

Seperti ketentuan penggunaan lahan untuk ATM, di mana dari satu petak lahan, 51 persennya harus dipakai untuk tanaman hutan.

Baca Juga: Bulog Punya Beras Bergizi Pencegah Stunting, Bisa Dibeli Offline atau Online

Artinya 49 persen dari satu petak lahan hutan yang boleh ditanami tebu.

“Luas satu petak lahan variatif, karena satuan blok itu. Sesuai aturan, di satu petak it maksimal yang bisa dipakai untuk ATM 49 persen. Yang 51 persen sebagai fungsi tanaman hutan,” urainya.

Dari pengalaman setahun menjalankan program ATM, Mukhlisin menjelaskan, rata-rata produksi per satu hektare lahan mencapai 70 ton.

Baca Juga: Bertolak dari Solo, Tim Ekspedisi Pangan 2022 Siap Jelajahi 3 Provinsi

”Dari total 387 hektare lahan ATM di KPH Jombang, mampu menghasilkan bahan baku tebu sekitar 23.000 ton,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya