SOLOPOS.COM - Ilustrasi pilkades (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Sugihan, Kecamatan Bulukerto, Wonogiri, dinodai dugaan money politics atau politik uang. Kasus ini rencananya dilaporkan ke Polres Wonogiri.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, tim sukses calon kepala desa (cakades) nomor urut 1 pada Pilkades Sugihan, Kasto, menduga tim sukses cakades nomor urut 2, Murdiyanto, memberi uang kepada warga agar memilih Murdiyanto saat pemungutan suara Pilkades, Rabu (25/9/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Atas dugaan itu tim sukses Kasto memastikan akan melapor ke Polres Wonogiri. Mereka mengklaim sudah memiliki alat bukti kuat.

Koordinator tim sukses Kasto, Kornelius Krisyanto, kepada Solopos.com, menyampaikan tim sukses Murdiyanto ada beberapa orang. Mereka memberi uang kepada warga Tulung, Sugihan, dan Pule, Minggu (22/9/2019) lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat itu masa tenang. Tim sukses Kasto mencatat setidaknya ada enam hingga tujuh warga yang berani mengaku menerima uang dari tim sukses Murdiyanto. Ada yang menerima Rp50.000, Rp100.000, bahkan Rp200.000.

Menurut warga penerima, orang yang memberi uang yakni Wn, Sto, dan Dt. Mereka secara terang-terangan meminta warga memilih Murdiyanto. Setelah itu mereka meminta tak menginformasikannya kepada siapa pun.

“Ada juga yang diberi gula dan teh,” kata Krisyanto melalui telepon.

Krisyanto juga mendapat informasi tim sukses Murdiyanto melanggar ketentuan terkait larangan memobilisasi pemilih. Menurut dia, tim sukses Murdiyanto menjemput para pemilih dan mengantar mereka ke tempat pemungutan suara (TPS) menggunakan truk.

Bahkan, tim sukses Murdiyanto juga disebut-sebut mengantar mereka pulang. Padahal, sesuai aturan hal itu dilarang. Sebelumnya, panitia pilkades, pemerintah kecamatan, dan pihak terkaitnya lainnya sudah memberi penjelasan terkait aturan tersebut.

“Kami punya alat bukti kuat, yakni barang-barang yang diterima warga. Ada uang Rp100.000, gula, dan teh. Ada juga foto saat truk menurunkan warga di dekat TPS. Uang lainnya masih dibawa warga penerima. Ada beberapa warga yang siap menjadi saksi. Kami juga punya rekaman pengakuan pemberi dan warga yang menerima uang,” imbuh Krisyanto.

Dia sudah melaporkan praktik politik uang atau money politics itu kepada aparat Polsek Bulukerto, Selasa (24/9/2019). Namun, polisi mengarahkannya agar melapor ke Polres Wonogiri.

Sesuai arahan polisi, Krisyanto pun melapor ke Polres. Namun, polisi menilai alat bukti yang dibawa kurang lengkap. Polisi memintanya melengkapinya terlebih dahulu.

“Saat itu saya hanya membawa bukti file rekaman. Polisi bilang perkara ini bisa dilaporkan setelah pilkades. Rencananya, setelah pilkades saya melapor lagi dengan membawa alat bukti lengkap,” ulas Krisyanto.

Dia menginformasikan berdasar penghitungan suara, Kasto kalah. Kasto memperoleh 135 suara, sedangkan Murdiyanto meraup lebih dari 1.032 suara. Krisyanto meyakini Kasto kalah karena lawannya bermain uang.

Hingga berita ini ditulis, Solopos.com belum mendapat tanggapan Murdiyanto atas tudingan itu. Ketua Panitia Pilkades Sugihan, Joko S., mengaku tak mengetahui atau mendengar adanya informasi soal Murdiyanto memberi uang kepada warga.

Sejak awal tahapan hingga pemungutan suara, Rabu, situasi damai dan aman. Bahkan, sampai pemungutan suara selesai tidak ada pihak yang protes. Apabila ada yang melapor, kasus seperti itu ditangani polisi.

Saat dimintai nomor telepon Murdiyanto, Joko tak dapat memberikannya karena nomor telepon Murdiyanto yang tersimpan di telepon seluler (ponsel) miliknya sudah hilang.

Sementara itu, Kapolsek Bulukerto, AKP Diyatno, juga belum dapat dimintai konfirmasi. Saat Solopos.com menghubungi nomor teleponya, dia tak menjawab.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya