SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

SUKOHARJO – Pihak Kecamatan Grogol, Sukoharjo, mencermati bahwa gagalnya pelaksanaan pilkades di Desa Cemani yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kuorum atau batas minimal warga yang hadir untuk memberikan suara, lantaran warga Desa Cemani banyak yang bekerja di luar Cemani.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Camat Grogol, Agustinus Setiyono, mengatakan sepengamatannya, panitia pilkades Cemani sudah optimal dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat Desa Cemani untuk mengikuti pesta demokrasi tersebut. Namun lantaran banyaknya warga Cemani yang bekerja di luar wilayah Cemani, maka warga tidak sempat memanfaatkan agenda pilkades tersebut untuk nyoblos. “Kemungkinan kalau digelar hari libur akan banyak warga yang akan mencoblos sehingga tidak terjadi seperti Pilkades Senin (3/12/2012) lalu. Tapi karena itu sudah ketentuan, maka harus dilaksanakan saat itu juga,” ujar Agustinus, Jumat (7/12/2012).

Ia berharap dalam pilkades ulang yang digelar Rabu (12/12) mendatang, bisa diikuti oleh mayoritas warga Desa Cemani. Namun bila warga Cemani tetap tidak banyak yang hadir, maka calon yang memperoleh suara yang paling banyak akan ditetapkan sebagai pemenang. “Nanti akan dihitung apa adanya. Untuk penghitungan pertama memang harus memenuhi 50 persen plus satu. Tapi kalau syarat itu tidak terpenuhi, ya sak anane,” ungkap Agustinus.

Ia melanjutkan, pada pilkades kedua itu, juga tidak akan digelar saat hari libur. Melainkan tetap sesuai dengan peraturan, yakni 10 hari setelah pelaksanaan pilkades sebelumnya. Sementara bila dilaksanakan pada hari libur, misal Minggu, panitia pilkades yang justru keteteran karena waktunya kurang. Pasalnya panitia pilkades harus menyetak kartu suara sebanyak data pemilih tetap (DPT) di Desa Cemani dan harus menyebar undangan. Belum lagi mengingat jumlah warga Cemani yang sekitar 16.000 orang dan wilayah Desa Cemani yang sangat luas.

Selain itu, imbuhnya, panitia juga harus menulis nama para pemilih serta melipat kartu suara. “Itu saja butuh sekitar dua hari. Memang agak berat, karena pelaksanaan pilkades kedua ini tinggal beberapa hari lagi,” terangnya.

Sementara itu untuk biaya pilkades kedua ini sepenuhnya akan ditanggung dan dianggarkan dalam APBDes Perubahan. Pembiayaan itu antara lain meliputi pendirian kajang, pembuatan kartu suara, undangan dan sebagainya. Agustinus mengatakan untuk pembiayaan, sama sekali tidak dibebankan kepada para calon kades yang akan maju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya