SOLOPOS.COM - Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengembalikan formulir pendaftaran calon bupati di Kantor DPC PDIP Sragen, Minggu (22/9/2019). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sragen Untung Wibowo Sukowati optimistis kakaknya yang saat ini menjabat Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, bakal mendapat rekomendasi DPP PDIP sebagai calon bupati (cabup) pada Pilkada Sragen 2020.

Namun Bowo, sapaan akrabnya, menilai posisi calon wakil bupati (cawabup) masih terbuka peluang dari internal maupun eksternal PDIP.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau [calon] bupati kemungkinan besar Mbak Yuni [yang dapat rekomendasi DPP]. Kalau [calon] wakil banyak," ujar Bowo saat berbincang dengan wartawan di ruang Ketua DPRD Sragen, Jumat (27/12/2019).

Bowo menyebut dari internal PDIP yang ikut fit and proper test calon wabup ada Suyanto, Joko Setiawan, dan Heru Waluyo. Sementara dari eksternal ada Dedy Endriyatno dari PKS, Suroto dari PKB. Ada juga calon nonpartai yang mendaftar, yakni Joko Suwoto.

Awalnya ada 11 legislator dari 13 anggota Fraksi PDIP Sragen yang diperintah DPD untuk ikut mendaftar cawabup ke DPD saat pembukaan pendaftaran pada 6-12 Desember lalu.

2 Pemuda Dikeroyok 4 Orang Di Acara Hajatan Warga Mojogedang Karanganyar

Dua legislator PDIP lainya sudah mendaftar lewat DPC. Mantan Ketua DPRD Sragen Bambang Samekto sempat mengambil formulir pendaftaran. Dari sekian banyak legislator PDIP hanya tiga legislator yang hadir memenuhi undangan untuk ikut fit and proper test, yakni Suyanto, Joko Setiawan, dan Heru Waluyo.

Bowo belum yakin Dedy yang sekarang Wakil Bupati pendamping Yuni akan mendapat rekomendasi DPP. Bowo mengatakan suara dari pimpinan anak cabang (PAC) pun tidak mengarah pada calon tertentu.

Bowo melihat PAC praktis tidak bersuara soal cabup dan cawabup tetapi menyerahkan mekanisme tersebut kepada partai.

“PAC memilih untuk tegak lurus dengan perintah partai tentang siapa pun cawabupnya, baik dari internal atau eksternal partai. Keputusan absolut ada di DPP. Selama ini yang serius mendaftar yang menjadi pertimbangan DPP meskipun DPP bisa memutuskan nama di luar nama yang ada,” ujarnya.

Bowo melihat hasil survei menjadi pertimbangan juga dalam pemberian rekomendasi. Untuk hasil survei Sragen, Bowo melihat belum ada calon-calon lain di luar PDIP yang muncul.

Dia menilai calon dari jalur independen cukup berat dengan syarat dukungan yang mencapai 58.000-an orang dan dibuktikan dengan kartu tanda penduduk (KTP) serta pernyataan dukungan.

167 Kades Terpilih Sragen Dilantik, Tertua 67 Tahun, Termuda 27 Tahun

Bowo berharap siapa pun pasangan Yuni mudah-mudahan ada penantangnya. Dia tidak ingin pada Pilkada Sragen 2020 nanti Yuni dan pasangannya bertarung melawan kotak kosong. Tentang kapan turunnya rekomendasi, Bowo masih menunggu keputusan DPP.

Pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, juga berpendapat konstelasi politik untuk posisi cawabup pendamping Yuni masih dinamis. Agus melihat peluang Dedy yang sekarang jadi pendamping Yuni masih 50:50 untuk kembali mendampingi Yuni pada Pilkada 2020.

Agus melihat Dedy sebagai pribadi paling dekat dengan Yuni tetapi dari institusi partai Yuni dan Dedy berbeda.

“Problemnya koalisi PDIP-PKS itu tidak lazim secara nasional. Ketika Dedy didaftarkan PKS menjadi bakal cawabup ke PDIP itu bagian dari siasat Yuni-Dedy bisa maju kembali pada Pilkada 2020,” jelas Agus saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya