SOLOPOS.COM - Seorang warga melintas di jalan yang terdapat gambar dua cakades di depan Balai Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Kamis (17/11/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Pilkades Sragen, sejumlah legislator turun membantu cakades menangi pilkades.

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah legislator DPRD Sragen ikut membantu pemenangan calon kepala daerah (cakades) dalam pemilihan kepala desa (pilkades) serentak 2016.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mereka membantu pemenangan calon karena ada hubungan kekeluargaan atau hubungan emosional pertemanan. Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPRD Sragen Fatchurrahman saat ditemui Solopos.com di kediamannya, Kamis (17/11/2016), mengaku hanya membantu sekadarnya kepada cakades tertentu di wilayah Kecamatan Sidoharjo, Sragen.

Orientasi Fatchurrahman membantu hanya untuk test case terhadap perkembangan demokrasi di tingkat desa. Dia ingin berkontribusi melakukan pendidikan politik terhadap warga desa agar berdemokrasi dengan cara-cara santun dan agar tidak terpengaruh dengan permainan botoh.

“Saya memang mengamati proses demokrasi di Desa Jambanan dan Purwosuman. Setelah saya masuk ke dua desa itu untuk melihat lebih dekat ternyata fenomena botoh itu ada. Biasanya botoh itu memengaruhi massa yang ragu-ragu terhadap pilihan cakades. Nah, mereka ini menyerang massa mengambang itu. Jumlah pemilih itu menjadi ukuran untuk menentukan nilai taruhan,” ujar dia.

Fatchurrahman ingin mengubah pola pikir masyarakat di dua desa itu agar tidak terpengaruh dengan permainan botoh yang ujung-ujungnya muncul politik uang atau money politics. Dia mengakui politik transaksional itu menjadi tradisi kuat di setiap pilkades.

Hanya untuk meminta doa restu, kata dia, cakades harus memberikan semacam gula dan teh. Padahal hak politik itu diserahkan kepada setiap warga.

“Kuatnya tradisi transaksional itu menuntut cakades memiliki modal cukup. Misalnya untuk hak pilih 3.000 orang, ya paling tidak modalnya sampai Rp500 juta. Tradisi itu yang ingin saya ubah. Cakades tidak sekadar bicara amplop tetapi lebih menonjolkan visi, misi, dan program cakades. Dana desa sampai miliaran rupiah itu mau diapakan? Model kampanye seperti itu yang harusnya diterima warga,” tutur dia.

Kecamatan Sidoharjo merupakan daerah pemilihan (dapil) bagi Fatchurrahman saat maju pada pemilu legislatif 2014 lalu. Pola-pola yang diterapkan di dua desa itu dia harap bisa berimplikasi positif pada perilaku politik warganya pada pemilu legislatif 2019 mendatang.

“Upaya ini sebagai sarana pendidikan politik kepada masyarakat,” tambahnya.

Selain Fatchurrahman, ada legislator yang juga membantu orang tuanya maju dalam pilkades 2016 ini. Ada pula yang membantu cakades tertentu karena ada hubungan pertemanan, seperti yang dilakukan Wakil Ketua DPRD Sragen Bambang Widjo Purwanto.

Dia mengaku membantu cakades di wilayah daerah pemilihan (dapil) V Sragen karena cakades yang bersangkutan merupakan sopir pribadinya. “Legislator mendukung cakades itu pasti ada karena hubungan kekeluargaan. Ketika yang maju jadi cakades itu bapaknya ya otomatis didukung. Kalau saya mendukung cakades itu karena sopirku, bocahku. Saya membantu secara finansial itu hal yang biasa dan wajar-wajar saja. Di Dapil V ini ada empat desa yang pilkades, saya tidak mungkin membantu semua karena tidak ada hubungan apa-apa,” tambahnya.

Dia menyatakan dukungan cakades pada pilkades itu tidak ada jaminan untuk dukungan di pemilu legislatif 2019. Analisis itu, kata Bambang, terlalu jauh karena pemilih dalam pilkades itu majemuk dan dari berbagai partai politik.

Ketika cakades yang didukung terpilih pun, kata dia, belum tentu akan memobilisasi massa untuk mendukung calon legislator (caleg) tertentu. “Kalau ada ya bisa dipentungi [pukuli] rakyatnya. Utang budi pun pasti cakades terpilih juga hati-hati. Kalau saya membantu ya sekadar saja. Embuh polahe [entah gerakannya] bagaimana tergantung dia sendiri,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya