SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pilkades Sragen, sebanyak tujuh desa diawasi ketat karena rawan konflik

Solopos.com, SRAGEN — Tujuh desa dari 19 desa yang menggelar pemilihan kepala desa (pilkades) serentak pada Selasa (6/12/2016) ini diawasi ketat karena diprediksi rawan konflik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pertarungannya head to head dan sempat muncul gejolak sejak awal tahapan pilkades. Sebagai antisipasinya Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) dan Panitia Pilkades Tingkat Kabupaten melakukan pendekatan persuasif, Senin (5/12/2016).

Ketujuh desa yang dikunjungi Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Forkompimda itu meliputi Desa Karangpelem di Kecamatan Kedawung, Desa Plosorejo di Kecamatan Gondang, Desa Banyurip di Kecamatan Sambungmacan, Desa Jambanan dan Purwosuman di Kecamatan Sidoharjo, Desa Gabugan di Kecamatan Tanon dan Desa Keden di Kecamatan Kalijambe.

Rombongan Bupati memilih Desa Karangpelem sebagai lokasi pertama untuk didatangi tim Forkompimda dan Panitia Pilkades Kabupaten. Bupati tak sekadar mengunjungi Balai Desa Karangpelem tetapi juga bersilaturahmi ke tiga calon kepala desa (cakades), yakni Sunardi di Dukuh Sawit RT 005, Suwarso di Dukuh Karangpelem RT 001, dan Suwanto di Dukuh Ledok RT 020.

Sunardi merupakan incumbent yang maju kali ketiga sebagai cakades. Suwarso merupakan salah satu perangkat desa di Karangpelem. Sedangkan Suwanto pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) yang juga orang tua Ketua DPC Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Nawonggo Pramudyo.

Sebelum meninggalkan Karangpelem, Bupati sempat mampir ke salah satu tempat pemungutan suara (TPS) di desa itu. “Menurut laporan dari tim kabupaten, salah satu daerah yang rawan adalah Karangpelem. Makanya kami datang dengan Kapolres dan Forkompimda untuk melihat secara langsung dan menyambangi para calon. Harapan saya sing [yang] menang ora umuk [tidak jemawa], sing kalah ya ora ngamuk. Semua bisa jaga kondusivitas. Saya dan Kapolres memilih untuk pendekatan persuasif begini. Saya yakin dengan cara seperti ini, mereka bisa damai,” ujar Bupati Yuni saat ditemui Solopos.com, Senin siang.

Yuni menyebut ada tujuh desa yang diproyeksi tim kabupaten rawan gesekan dalam pilkades. Selain Karangpelem, enam desa lainnya memiliki dua calon kepala desa (cakades) sehingga pertarungannya head to head.

“Ya, hari ini [kemarin], kami fokus ke daerah rawan, yakni Plosorejo di Gondang, Banyurip di Sambungmacan, Jambanan dan Purwosuman di Sidoharjo, Gabugan Tanon, dan Keden Kalijambe. Desa-desa itu yang rawan. Dengan mendatangi mereka semoga tidak sampai terjadai apa-apa. Apa yang kami lakukan sebagai upaya antisipasi,” tuturnya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Sragen, Giyadi, mengaku memiliki kriteria yang berbeda dalam penentuan daerah rawan seperti yang disampaikan Bupati berdasarkan perkiraan panitia kabupaten. Dia berpendapat tujuh desa yang dikunjungi Bupati itu ada yang masuk daerah rawan dan ada pula yang tidak rawan.

Giyadi menolak menyebutkan apa saja kriteria daerah rawan itu karena menjadi rahasia lembaganya. “Kami sudah memetakan daerah rawan. Ada empat desa yang masuk daerah rawan yang perlu diantisipasi. Saya tidak perlu menyebut desa mana saja. Beberapa desa yang dikunjungi Bupati ada yang masuk daerah rawan versi Kesbangpolinmas. Empat desa itu sebelumnya ada aduan dan kejanggalan. Semua itu sudah diselesaikan di tingkat panitia desa,” tutur dia.

Giyadi menyampaikan pemetaan desa rawan dalam pilkades itu didasarkan pada pengamatan intelijen. Atas dasar itulah, Giyadi enggan menyampaikan nama empat desa yang dimaksud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya