SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN — Puluhan pendukung calon kepala desa (cakades) Semangkak, Kecamatan Klaten Tengah, Ngadiyatno, menggeruduk Posko Pilkades di Kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Klaten, Kamis (11/4/2013). Mereka merasa dirugikan dengan beredarnya kampanye hitam melalui salah satu tabloid lokal Klaten.

Pengamatan di lokasi, puluhan pendukung calon incumbent tersebut tiba di Setda Klaten sekitar pukul 11.00 WIB menggunakan sepeda motor. Mereka membawa tabloid yang dianggap telah mencoreng nama baik Ngadiyatno. Tabloid lokal tersebut menggambil headline “Kades Semangkak Tukang Pungli.” Dalam ulasan beritanya, tabloid tersebut memuat berita tentang praktik pungli pengurusan surat izin mendirikan bangunan (IMB) di Desa Semangkak dari sumber yang tidak disebutkan namanya. Tabloid tersebut juga tidak mengklarifikasi dugaan pungli tersebut langsung kepada Ngadiyatno.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Berita itu sumbernya tidak jelas. Kami sebagai pendukung Pak Ngadiyatno tidak terima kalau dia dituding tukang pungli,” terang Asri Budiaji, 40, pendukung Ngadiyatno, saat ditemui wartawan di lokasi.

Tabloid tersebut dibagikan kepada warga Desa Semangkak secara gratis pada Kamis pagi tepatnya beberapa jam sebelum pencoblosan dimulai. Kehadiran tabloid itu menjadi topik pembicaraan hangat di tempat pemungutan suara (TPS). Menurut Asri, berita yang ditudingkan kepada Ngadiyatno tidaklah benar. Menurutnya, beberapa tarikan biaya yang sebut pungli dalam tabloid tersebut sudah ada payung hukum berupa peraturan desa (perdes).

“Kami menduga ulasan berita dalam tabloid itu sengaja dibuat untuk menjatuhkan nama bagi cakades yang kami dukung. Ini adalah pembunuhan karakter,” papar Asri.

Hal senada juga dikemukakan Joko Reno, 47, warga lainnya. Menurutnya, warga sudah mendatangi kantor tabloid tersebut untuk menyampaikan protes. Akan tetapi, kantor tabloid tersebut tidak berpenghuni. Dengan melapor kepada Posko Pilkades, dia berharap pelaku kampanye hitam itu bisa diusut.

Kedatangan warga mendapat kawalan dari puluhan anggota Satpol PP dan jajaran Polsekta Klaten. Dua perwakilan warga akhirnya diperkenankan memasuki posko pilkades di depan Ruang Sekda Klaten. Keduanya disambut Kasubbag Kelembagaan Aparatur Pemerintah, Bagian Pemerintahan, Setda Klaten, Murdoko.

“Laporan warga kami terima terlebih dahulu. Kami belum bisa memberikan solusinya seperti apa. Kami perlu merapatkan dahulu dengan pimpinan,” ujar Murdoko saat ditemui wartawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya