SOLOPOS.COM - Sebuah mobil polisi berjaga di depan Balaidesa Senden, Klaten, menyusul kekisruhan terkait hasil Pilkades setempat, beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Asiska Riviyastuti)

Sebuah mobil polisi berjaga di depan Balaidesa Senden, Klaten, menyusul kekisruhan terkait hasil Pilkades setempat, beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Asiska Riviyastuti)

Sebuah mobil polisi berjaga di depan Balaidesa Senden, Klaten, menyusul kekisruhan terkait hasil Pilkades setempat, beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Asiska Riviyastuti)

KLATEN — Bupati Klaten, Sunarna, menegaskan bahwa ekses yang terjadi di Desa Senden tidak akan mempengaruhi hasil pemilihan kepala desa (pilkades).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penegasan itu diungkapkan Sunarna saat ditemui wartawan di Klaten, Jumat (19/4/2013). Pada kesempatan itu, orang nomor satu di Klaten itu menyayangkan keputusan pengurus desa mulai dari RT, RW, linmas, hingga pengurus Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mengundurkan diri akibat tidak terima hasil pilkades. Menurut orang nomor satu di Klaten itu, pengunduran diri pengurus desa secara serempak tersebut mestinya tidak terjadi. “Semua cakades dan pendukungnya sudah berikrar untuk menerima apapun hasil pilkades. Siapapun pemenangnya harus didukung. Kalau mereka tak lagi mendukung pemenang pilkades, berarti mereka menciderai ikrar mereka sendiri,” tegas Sunarna.

Pemkab Klaten, kata Sunarna, tidak bisa memediasi permasalahan ekses pilkades di Senden. Dia meminta warga yang tidak terima dengan hasil pilkades menempuh jalur hukum daripada membuat keributan di Desa Senden. Namun dia menegaskan bahwa upaya jalur hukum tersebut juga tidak akan mempengaruhi hasil pilkades. “Itu tidak ada pengaruhnya terhadap hasil pilkades. Pemenang pilkades sudah ditentukan kendati dengan selisih satu angka sekalipun,” paparnya.

Sunarna tidak memaksakan pengurus desa yang telah mengundurkan diri itu kembali menduduki jabatannya. “Kalau mereka tidak mendukung pemenang pilkades malah bisa dikenai sanksi. Tapi kalau mereka benar-benar mundur, nanti bisa dilakukan pemilihan ulang untuk mencari penggantinya,” terang Sunarna.

Sebelum ini, puluhan pengurus desa seperti ketua RT, RW, linmas, sekretaris BPD dan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Desa Senden, Kecamatan Ngawen, mengundurkan diri. Pengunduran diri ini dipicu rasa tidak terima terhadap hasil pilkades.

Menurut Ketua RT 022/RW 009, Dukuh Kokap, Desa Senden, Eko Maryanto, dia mengundurkan diri tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Eko mengatakan dia menolak hasil pilkades yang memenangkan Triyono karena menganggap kepala desa terpilih tersebut tidak dekat dengan masyarakat.

“Semua ketua RT yang ada di Dukuh Kokap ini mengundurkan diri karena kami merasa ada kecurangan dalam proses pilkades,” klaim Eko kepada wartawan di rumah salah satu warga Dukuh Kokap, Rabu (17/4/2013).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya