SOLOPOS.COM - Pelaksanaan pilkades di Klaten, Kamis (11/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Pelaksanaan pilkades di Klaten, Kamis (11/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

KLATEN — Dari 62 calon kepala desa (cakades) perempuan di Klaten hanya 18 orang atau 34% yang berhasil memenangkan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) pada Kamis (11/4/2013). Sebanyak 44 orang atau 66% cakades perempuan dipastikan gagal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasar data yang dihimpun di Posko Pilkades Klaten, Jumat (12/4/2013), terdapat 62 cakades perempuan yang tersebar di 21 kecamatan di Klaten. Kecamatan Prambanan, Polanharjo, Delanggu dan Wonosari paling banyak menyumbangkan cakades perempuan yang masing-masing mencapai lima orang. Kalikotes, Klaten Utara, Klaten Selatan, Kebonarum dan Gantiwarno merupakan lima kecamatan yang tidak memiliki cakades perempuan.

Dari 18 cakades perempuan yang menang, terdapat tiga orang yang melawan kotak kosong. Ketiganya adalah cakades Pepe Kecamatan Ngawen, Siti Hibatun Zulaika; cakades Krajan Kecamatan Jatinom, Suswati Candra Kirana dan cakades Soropaten Kecamatan Karanganom, Rumiyati. Selain itu, cakades perempuan harus bersaing dengan satu hingga empat cakades laki-laki lain. Bahkan, cakades perempuan dari Gumulan, Kecamatan Klaten Tengah bisa menang dengan perolehan 1.285 suara selisih delapan suara dari cakades laki-laki bernama Winarya yang memperoleh 1.277 suara.

Aktivis peduli perempuan dan anak Klaten, Sri Widada, mengatakan terdapat empat faktor yang bisa mempengaruhi kemenangan atau kekalahan cakades perempuan dalam pilkades. Faktor pertama adalah masih adanya warga yang memiliki pemahaman bahwa laki-laki lebih layak menjadi pemimpin daripada perempuan.

“Harus diakui, pemahaman seperti itu masih kita jumpai. Budaya semacam ini masih melekat kuat di sejumlah desa,” papar Sri Widada.

Faktor kedua, lanjut Widada, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki cakades perempuan. Dia percaya kualitas SDM yang tinggi akan menutupi faktor pertama. Faktor ketiga adalah cakades perempuan tersebut tidak maju atas kehendak sendiri, melainkan atas dorongan pihak lain seperti suami atau keluarga. Menurutnya, motivasi cakades perempuan biasanya akan berkurang jika maju bukan atas kemauan sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya