SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pilkades (JIBI/dok)

Pilkades Boyolali, dua desa di Boyolali mendapat pengamanan ketat dan tertutup menjelang pilkades.

Solopos.com, BOYOLALI — Dua dari 16 desa di Boyolali yang akan menggelar pemilihan kepala desa (pilakdes) serentak mulai diawasi dengan sistem pengamanan tertutup.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kedua desa tersebut, yakni Desa Tarubatang, Kecamatan Selo dan Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono. Keduanya masuk peta rawan konflik dalam proses pilkades tahun ini.

Demikian disampaikan Kapolres Boyolali, AKBP Agung Suyono, saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (23/11/2016). Menurut Agung, pengamanan sedianya sudah dimulai sejak tahapan pilkades dimulai.

Namun, setelah tahapan penetapan calon, pengamanan di semua desa akan lebih ditingkatkan. “Namun untuk dua desa yang masuk peta rawan, saat ini sudah ada perhatian dari kami, mulai ada pengamanan tertutup, anggota kami sudah banyak yang di lapangan memantau kondusivitas wilayah dan dinamika yang terjadi,” ujar Agung.

Menurut Agung, potensi kerawanan di dua desa tersebut terlihat dari adanya calon yang mulai berebut simpati warga dengan berkampanye. “Ya, ada yang curi-curi start begitu.”

Selain itu, ada juga potensi konflik perorangan antarpendukung calon kepala desa karena rivalitas yang kuat. Di satu sisi, Kapolres mengimbau masyarakat lebih dewasa mengikuti proses pilkades.

Jangan jadikan ajang pilkades sebagai arena judi atau taruhan. “Karena pasti akan ada yang dirugikan. Kalau dijadikan ajang judi dan memenuhi unsur judi bisa kena pidana nanti. Ini kan pilkades, jangan dibuat seperti adu ayam.”

Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Boyolali, Supomo Harjo, membenarkan berdasarkan pemetaan tim Kesbangpol bersama Polres Boyolali, untuk sementara ada dua desa yang dianggap rawan. Kendati demikian, hingga tahapan pencalonan dan menjelang penetapan calon kepala desa, suasana di 16 desa masih kondusif.

Dia mengimbau seluruh peserta pilkades dan masyarakat sama-sama menjaga situasi kondusif agar pesta demokrasi berjalan lancar. “Untuk calon kades kami imbau juga mengikuti aturan main yang ada, sesuai tahapannya, agar tidak memicu konflik,” ujar Supomo.

Seperti diketahui, pilkades serentak tahun ini digelar 1 Desember 2016 diikuti 16 desa yakni Tarubatang (Selo), Gubug dan Kembangkuning (Cepogo), Ngagrong (Ampel), Jurug dan Manggis (Mojosongo), Salakan dan Kopen (Teras), Dukuh (Banyudono), Tegalrejo (Sawit), Glintang (Sambi), Temon (Simo), Kedungrejo (Kemusu), Sendangrejo dan Karanggatak (Klego), dan Manyaran (Karanggede).

Dari 16 desa tersebut, Pilkades Glintang salah satu yang terancam batal karena dari dua calon yang mendaftar, tapi satu calon tidak memenuhi persyaratan administrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya