SOLOPOS.COM - Purwanto dan istrinya diarak naik celeng (gerobak dorong) oleh para pendukungnya setelah memenangi Pilkades Giriroto, Kamis (20/7/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Pilkades Boyolali, cakades Giriroto, Ngemplak, diarak setelah menang tipis dari lawannya.

Solopos.com, BOYOLALI — Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kamis (20/7/2017), berlangsung cukup seru. Bukan saja karena tingginya partisipasi warga yang mencapai 80%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lebih dari itu, perolehan suara yang terpaut tipis antara calon incumbent dan penantangnya membuat suasana mendebarkan saat proses penghitungan. Ketika jarum jam bergerak menuju pukul 14.30 WIB, ratusan warga mulai memadati Balai Desa Giriroto, tempat berlangsungnya pemungutan dan penghitungan suara itu. Para pendukung tak memedulikan lagi terik mentari yang menyengat.

Semua demi menanti detik-detik penghitungan suara yang menentukan masa depan desa selama enam tahun ke depan. Rekap penghitungan suara pun dimulai. Satu per satu penghitungan suara diumumkan.

Suara sorak sorai dan tepuk tangan saling bersahutan. Sesekali ketegangan muncul, terutama ketika suara dua kandidat kades terpopuler mulai saling berkejaran. Mereka adalah Purwanto yang merupakan incumbent dan Muhammad Muttaqin alias Anis, sang penantang.

Ketegangan itu berakhir antiklimaks. Incumbent akhirnya menang tipis. Purwanto, kades dua periode itu meraih suara 1.719 suara. Suaranya hanya terpaut tipis dengan penantangnya, Anis, yang memperoleh 1.615 suara.

Para pendukung Anis segera meninggalkan lokasi dengan raut kecewa. “Kita butuh perubahan!!” pekik seorang warga yang kecewa di tengah kerumunan massa.

Namun, suara itu lenyap ditelan kebisingan knalpot motor yang merayakan kemenangan sang incumbent. Saudara, handai taulan, dan pendukung Purwanto mulai berebut memeluk pemenang pilkades tersebut.

Sebagian tak kuasa menahan air mata. “Saya berjanji akan merangkul semuanya. Saya ingin meninggalkan jabatan saya sebagai kades dengan kenangan yang indah. Inilah kesempatan terakhir saya dipercaya warga menjadi kades lagi,” ujar Purwanto kepada Solopos.com.

Para pendukung Purwanto di luar pagar rupanya sudah tak sabar. Mereka lantas mendorong “celeng”, sebutan untuk gerobak material yang populer di Desa Giriroto. Gerobak itu dihentikan di depan panggung.

Lalu mereka meminta Purwanto dan istrinya menaiki gerobak material itu. “Ini adalah simbol kerja. Setelah jadi kades, Bapak harus kerja dan kerja lebih keras, demi kemajuan Desa Giriroto,” pekik salah satu warga dengan semangat.

Dengan bantuan pengawalan sejumlah polisi, Purwanto dan istrinya diarak beramai-ramai sampai ke rumahnya. Saking bahagianya, air mata pasangan suami istri itu meleleh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya