SOLOPOS.COM - Ilustrasi pilkades di Boyolali menggunakan e-voting (Dok. Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Pelaksanaan pemilihan kepala desa atau pilkades di Boyolali bakal mengikuti standar penerapan protokol kesehatan di Pilkada 2020.

Bahkan, protokol kesehatan bakal menjadi prioritas dalam pelaksanaan semua tahapan Pilkades Serentak 2020.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Penyelenggara, dalam hal ini Pemkab Boyolali, akan menambah jumlah ruang pemungutan suara (RPS) dan peralatan untuk e-voting. Hal itu dilakukan untuk meminimalkan antrean pemilih.

Belajar pada UMKM Prakardus, Dari Kreasi Bikin Penghasilan Naik 700 Persen

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali, Purwanto, mengatakan Pilkades Serentak 2020 di Boyolali digelar di tengah pandemi Covid-19. Untuk itu, penerapan protokol harus menjadi perhatian.

Secara umum penerapan protokol kesehatan hampir sama dengan pelaksanaan Pilkada 2020. Para pemilih akan diundang sesuai jadwal agar tidak menimbulkan kerumunan.

Waktu kehadiran pemilih Pilkades Boyolali dijadwal dan mereka harus memakai sarung tangan sekali pakai dan sebagainya. “Protokol kesehatan dijaga sama seperti pilkada kemarin,” kata dia kepada wartawan di kantornya, Jumat (11/12/2020).

BMKG Prediksi Potensi Hujan Lebat di Wilayah Indonesia

Kampanye Dianjurkan Virtual

Untuk pelaksanaan kampanye yang mulai dilakukan Jumat, juga dianjurkan untuk tidak terlalu banyak mengumpulkan masyaralat. Bahkan lebih dianjurkan secara virtual.

Kabid Bina Pemerintah Desa, Dispermasdes Boyolali, Candra Irawan, menjelaskan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri yang sudah ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan (SK) Bupati dan Surat Edaran (SE) Sekda Boyolali selaku ketua panitia pilkades tingkat Kabupaten Boyolali, calon kepala desa diminta berkampanye secara virtual.

“Kalau tidak memungkinkan boleh melakukan pertemuan dengan dibatasi maksimal 50 orang termasuk penyelenggara. Materi atau bahan yang disampaikan dalam kampanye yakni terkait penanganan ekonomi selama pandemi,” kata dia.

Rapat Pleno Rekapitulasi Suara di Kecamatan Sragen Terapkan Prokes Ketat

Semua tahapan lanjutan untuk Pilkades Serentak 2020 di Boyolali dilakukan dengan protokol kesehatan. Penyelenggara juga membatasi DPT di RPS maksimal sekitar 500 pemilih.

“Ada toleransi sedikit, ada yang 510, 520, tapi ada juga yang kurang,” jelas dia.

Candra juga menyampaikan sesuai rapat koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, disampaikan beberapa penekanan terkait pelaksanaan Pilkades Serentak di Boyolali. Di antaranya, pelaksanaan pilkades mengacu pelaksanaan Pilkada Boyolali 2020 yang dianggap aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya