SOLOPOS.COM - Ketua KPU Sukoharjo, Kuswanto (kanan), menyerahkan berita acara penetapan dan salinan surat keputusan penetapan cabup-cawabup terpilih kepada cabup-cawabup terpilih, Wardoyo Wijaya-Purwadi. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Pilkada Sukoharjo 2015 dimenangi pasangan Wardoyo Wijaya-Purwadi.

Solopos.com, SUKOHARJO — Calon Bupati (Cabup) Sukoharjo dalam Pilkada 2015 terpilih, Wardoyo Wijaya, berjanji akan turun tangan sendiri mengatasi masalah sepinya Pasar Ir. Soekarno seusai dilantik. Dia meyakini permasalahan pasar itu bisa diselesaikan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada Selasa (22/12/2015), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sukoharjo menetapkan Wardoyo dan pasangannya Purwadi, sebagai cabup-cawabup terpilih. Penetapan dilaksanakan di Graha Satya Praja (GSP) Sekretariat Daerah (Setda) Sukoharjo.

Wardoyo saat ditemui seusai acara mengatakan akan turun tangan sendiri mengatasi masalah sepinya Pasar Ir. Soekarno. Namun, dia masih merahasiakan upaya apa saja yang akan ditempuhnya.

“Pokoknya dilihat nanti hasilnya. Setelah dilantik saya akan turun sendiri,” kata Bupati Sukoharjo periode 2010-2015 itu.

Informasi yang dihimpun, Wardoyo saat masih menduduki kursi bupati memberi perhatian khusus pada permasalahan pasar yang dibangun dengan anggaran puluhan miliar rupiah itu. Masalah pasar terjadi sejak awal penempatan, 9 Januari lalu.

Lebih dari 400 pedagang kala itu tidak mau menempati los/kios jatah mereka dengan berbagai alasan. Mereka tetap tak mengindahkan aturan meski sudah diberi kelonggoran waktu. Hingga akhirnya Wardoyo memberi deadline hingga 23 April 2015.

Dia mengancam mencabut surat izin penempatan (SIP) jika pedagang tetap ngeyel. Hasilnya banyak pedagang yang mematuhi kebijakan Wardoyo meski para pedagang masih kucing-kucingan dengan petugas pasar.

Disinggung mengenai ada tidaknya kemungkinan bongkar-pasang pejabat di pemerintahannya nanti, Wardoyo menolak menanggapinya. Menurut dia hal itu merupakan hak pribadi bupati yang tidak bisa dipublikasikan.

“Jadi urusan reshuffle itu hak pribadi saya [setelah menjadi bupati] enggak perlu saya sampaikan. Itu urusan nomor seket [50]. Ndak ada yang [boleh] ngerti [tahu]. Nek aku ngomong tak copot malah do siap-siap [Kalau aku bilang akan mencopot malah mereka bisa siap-siap],” ucap Wardoyo.

Saat dimintai tanggapan ihwal pekerjaan rumah (PR) menekan angka kemiskinan yang menurut Penjabat (Pj) Bupati, Agus Santosa, harus dilakukan, dia menjawab enteng. Menurut dia mengurangi angka kemiskinan bukan pekerjaan sulit.

Dia sudah menyiapkan program yang prorakyat sebagaimana telah termaktub dalam visi dan misinya. “Kalau infrastruktur semua bidang bagus, jalan bagus otomatis bisa meningkatkan ekonomi masyarakat,” imbuh dia.

Pj. Bupati, Agus Santosa, berharap cabup-cawabup terpilih bisa segera dilantik. Dia mengatakan daerah yang dipimpin Pj. menghadapi masalah legitimasi politik. Sebab, kewenangan Pj. terbatas. Jika kondisi itu dibiarkan lama mengakibatkan organisasi menjadi tidak stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya